Korban tewas akibat sekte sesat di Kenya makin bertambah banyak. Total ada 90 korban meninggal, sementara 213 orang lainnya masih hilang.
Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengonfirmasi kabar korban tewas sekte sesat di Kenya yang bertambah menjadi 90 jiwa. Polisi Kenya juga menemukan 17 mayat tambahan di Malindi.
Dia mengatakan sebanyak 34 orang berhasil diselamatkan dalam keadaan kelaparan di peternakan. Sementara itu, Palang Merah Kenya melaporkan 213 orang lainnya masih hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kindiki berkata pasukan keamanan akan meningkatkan pencarian dan misi penyelamatan untuk menyelamatkan lebih banyak korban.
"Seluruh 800 acre (320 hektare) bidang tanah yang merupakan bagian dari peternakan Shakahola dengan ini dinyatakan sebagai daerah terganggu dan zona operasi," ujar Kindiki, seperti dikutip The Guardian, Rabu (26/4).
Lebih lanjut, ia mengatakan insiden ini akan menjadi titik balik bagi pemerintah untuk menangani ekstremisme dan menyelidiki dugaan aliran sesat di wilayah lain.
"Kami menyebarkan jaring lebih luas ke organisasi keagamaan lain di sini, di Kilifi," ucap Kindiki.
Ia kemudian berujar, "Kami membuka penyelidikan formal terkait kelompok agama dan kami mendapat petunjuk penting yang mungkin hanya puncak gunung es."
Presiden William Ruto juga berjanji bakal membongkar jaringan sekte sesat tersebut.
Ruto juga mengatakan sekte sesat ini bisa dikategorikan sebagai aksi kejahatan serius sehingga Nthenge bisa dituntut menggunakan pasal terorisme.
Temuan ini dianggap menjadi titik balik karena termasuk salah satu yang paling menggemparkan. Tim penyelamat melakukan penggalian di lokasi dan menemukan mayat membusuk terkubur secara massal. Selain itu, ditemukan pula sejumlah kuburan tunggal dengan salib di atasnya.
Organisasi Islam yang fokus isu hak asasi manusia, The Mombasa, meminta pemerintah agar mempertimbangkan opsi menggunakan helikopter untuk menyelamatkan korban dan membuat proses lebih cepat.
Korban sekte sesat itu diduga anggota Good News International Church yang didirikan Paul Mackenzie Nthenge. Ia mendoktrin para pengikutnya bahwa kelaparan merupakan jalan satu-satunya menuju Tuhan.
Nthenge menyuruh pengikutnya berpuasa agar bisa "bertemu dengan Yesus."
-----
Artikel ini telah naik di CNN Indonesia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum