Ketinggian dan salju Gunung Everest menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki. Ditambah suara-suara seram di sekitarnya pada malam hari.
Suara seram di sekitar gunung tertinggi di dunia itu muncul setelah matahari tenggelam. Suara tersebut muncul dari gletser di dataran tinggi di sekitar puncaknya.
Kesaksian seramnya malam hari di Everest diungkapkan oleh Dave Hahn, seorang pendaki berpengalaman dan telah mencapai puncak Everest 15 kali. Dia membeberkannya dalam dokumenter eksklusif Netflix, Aftershock: Everest and the Nepal Earthquake.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kenapa Pesawat Sering Jatuh di Nepal? |
"Sulit untuk tidur di Everest. Kita akan mendengar suara bermunculan di gletser, muncul suara es dan batu-batu runtuh di berbagai tempat di sekitar lembah," kata Hahn seperti dikutip dari Unilad.com.
Pernyataan Hahn soal suara misterius di Gunung Everest itu bukan hanya isapan jempol atau didengar segelintir pendaki. Penelitian dipimpin oleh ahli glasiologi Evgeny Podolskiy dari Pusat Penelitian Arktik di Universitas Hokkaido. Mereka menjalankan ekspedisi ke Himalaya sejak 2018.
Penelitian itu menunjukkan bahwa penurunan tajam suhu yang terjadi setelah matahari terbenamlah yang menjadi penyebab suara seperti tabrakan dan pecah di dalam gletser di sekitar Gunung Everest.
Untuk mengungkap misteri ini, Dr. Podolskiy dan timnya menghabiskan lebih dari seminggu melakukan perjalanan di Himalaya dan mencapai sistem Gletser Trakarding-Trambau. Mereka juga mendirikan tenda dan memulai penyelidikan selama tiga pekan.
Selama berada di gletser, Dr. Podolskiy dan timnya mendengar suara-suara yang menakutkan itu secara langsung.
"Kami mendengar dentuman keras. Gletser seperti retak," katanya.
Para peneliti memasang sensor di atas es untuk mengukur getaran jauh di dalam gletser. Ini adalah teknologi yang juga digunakan untuk mengukur besarnya gempa bumi. Setelah menganalisis data seismografi, Dr. Podolskiy dan rekan-rekannya akhirnya dapat memastikan bahwa suara dentuman nokturnal itu memang terkait dengan suhu dingin yang ekstrem.
(fem/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!