Gubernur Bali Wayan Koster bersikukuh melarang pendakian gunung di Pulau Dewata. Koster membeberkan alasan yang mendasari kebijakan itu.
Koster menyebut larangan pendakian gunung itu terkait kesakralan gunung-gunung di Bali. Dia bilang bukan hanya turis yang dilarang mendaki gunung di Pulau Dewata, tetapi pendakian juga dilarang buat warga lokal.
Menurut Koster kesakralan gunung itu justru yang menjadi daya tarik wisatawan. Sebab, turis datang ke Bali karena terpijat dengan aura alam Pulau Dewata. So, dia menilai kesucian alam di Pulau Dewata, termasuk gunung juga harus dijaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau unsur yang menjadi kesucian ini dirusak, itu sama saja kita mendegradasi kesucian alam Bali," kata Koster setelah menghadiri acara Bali Digifest II di Art Center, Denpasar, dilansir dari detikBali, Sabtu (3/6/2023).
Koster sekaligus merespons ungkapan keberatan para pemandu pendakian gunung yang bakal kehilangan pekerjaan. Koster meminta para pemandu gunung untuk berpikir jangka panjang bahwa kebijakan yang dibuatnya itu untuk menjaga kesucian gunung. Dan, itu berkaitan dengan pariwisata Bali yang berkelanjutan.
"Jangan cuma segelintir orang, hanya untuk sebagai pekerjaan pemandu ke gunung dan bukit, kita mengorbankan bagian besar daripada kepentingan pariwisata di Bali ini secara berkelanjutan," kata Koster.
Di sisi lain, Koster mengklaim lebih banyak pihak yang mendukung kebijakannya untuk melarang pendakian dibandingkan yang menolak.
"Jauh lebih banyak yang setuju, karena itu kawasan suci," ungkap politikus PDI Perjuangan tersebut.
Larangan Mendaki Gunung Menjadi Pro dan Kontra
Kebijakan Koster yang melarang pendakian di 22 gunung di Pulau Dewata itu menjadi polemik. Dampak langsung akan dirasakan oleh warga Bali yang masih bergantung kepada pendakian gunung.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Abang Erawang I Nengah Suratnata meminta Koster mengkaji kembali larangan pendakian gunung. Dia sepakat kesucian gunung perlu dijaga, tapi tidak dengan melarang pendakian untuk wisata.
"Menjaga kesucian gunung menjadi komitmen kami. Namun, saat menjaga kesucian (gunung), kami berharap ada ruang agar pariwisata tetap jalan," kata Suratnata, Kamis (1/6).
Dia bilangn pendaki yang naik Gunung Abang Erawang setiap harinya mencapai 10-50 orang. Jumlah pendaki gunung yang terletak di Kintamani, Bangli, Bali, itu bertambah menjadi 30-100 orang saat akhir pekan.
"Dari sisi tujuan menjaga kesucian kami setuju. Namun, dari sisi ekonomi, bagaimana masyarakat mendapat manfaat dari pengelolaan tempat wisata Abang Erawang," ujar Suratnata.
Baca juga: Lagi, Bali Dihebohkan Video Mesum WNA! |
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana