Menparekraf Sandiaga Uno angkat bicara terkait penyetopan bebas visa Indonesia bagi 159 negara. Ia menyebut realisasi aturan ini terbilang rendah.
Menurutnya, program bebas visa kunjungan dihentikan karena Indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Namun, dengan dibukanya border pada 2022 dan 2023 yang semakin meningkat, Sandiaga mengaku telah meninjau ulang kebijakan yang lebih tepat.
"Karena dengan Visa on Arrival yang kami harapkan sudah menampung lebih dari 80 persen wisatawan yang datang dan sisanya mereka bisa berkunjung dengan proses e-visa (VoA)," sebutnya di BICC Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (17/6/2023) malam.
Ia menuturkan dengan rendahnya kontribusi kunjungan 159 negara, saat ini Kemenparekraf tengah melakukan suspensi dan me-review negara-negara mana saja yang akan masuk dalam Visa on Arrival (VoA) dan e-Visa on Arrival yang nantinya bakal difasilitasi.
Baca juga: Indonesia Setop Bebas Visa bagi 159 Negara |
"Tapi, targetnya kami akan lebih menarik wisatawan mancanegara yang berkualitas dan berkelanjutan. Itu harapan kami," imbuhnya.
Sandiaga menargetkan melalui dicabutnya bebas visa kunjungan tersebut, nantinya wisatawan yang datang akan lebih lama berada di Indonesia, terutama Bali, serta memiliki lebih banyak dampak positif terhadap perekonomian lokal.
"Jadi, untuk para wisatawan yang berulah itu ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku dan ini harus kami sampaikan secara jelas dan lugas," sebutnya.
Penertiban Golden Visa
Sandiaga mengatakan bakal menertibkan Golden Visa yang bakal berjangka waktu 5-10 tahun.
"Sehingga kami bisa menarik wisatawan-wisatawan yang akan menggerakkan ekonomi, membawa teknologi agar kita juga bisa membuka peluang investasi dan terciptanya lapangan kerja," tambahnya.
Baca artikel selengkapnya di detikBali
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan