Presi Mandari dan suami Toto Prastowo kompak membangun usaha Sackai Bags dari rumah di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bernuansa Indonesia banget, menjadi langganan Istana untuk oleh-oleh saat acara ke luar negeri.
Rupanya, Sackai Bags sudah dibawa sebagai oleh-oleh dalam kunjungan Presiden Joko Widodo sudah cukup lama. Sejak 2014.
"Saya hanya berkomunikasi dengan protokoler istana, tidak ada publikasi atau hal lainnya," kata Presi dalam perbincangan dengan detikTravel di kediamannya beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluang itu didapatkan Sackai Bags lewat salah satu tenant di mal di Jakarta. Presi menitipkan barang di tenant itu dalam bentuk konsinyasi.
"Dari situlah bu Iriana pertama kali melihat Sackai Bags. Awalnya Sackkai Bags dipesan lewat tenant itu, tetapi kemudian protokoler Istana langsung yang menghubungi saya. Biasanya dibawa sebagai oleh-oleh untuk anak-anak yang menyambut rombongan Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan ke negara lain, ke Jerman, Arab, atau negara lain," kata Presi.
Menilik produknya, Sackai Bags memang istimewa. Tas kanvas yang dibuat tidak kaleng-kaleng. Selain itu, ilustrasinya sangat Indonesia, kehidupan urban, atau astwa dan fauna.
Badak Jawa, manta, capung, burung pelikan, burung hantu, kucing di antara tiang listrik yang menjuntai, lebah, juga kehidupan bertetangga menjadi sebagian ilustrasi yang menempel pada tas kanvas Sackai Bags.
Untuk menghadirkan produk itu Presi berduet dengan suaminya Toto. Ide dan pemilihan bahan kanvas datang dari Presi, sedangkan ilustrasi seluruhnya dari Toto.
"Kenapa tas kanvas? Karena aku suka tas kanvas, aku nggak suka tas kulit, senang yang gaya kasual," kata Presi.
Soal pemilihan ilustrasi Toto yang menjawab.
"Saya berusaha menangkap sesuatu yang ada di sekitar kita. Di lingkungan urban Jakarta. Saya besar di lingkungan itu," kata Toto.
Kendati menjadi langganan Istana, dan kepada pelanggan yang lain, Sackai Bags tidak mau diganggu gugat soal desain dan ilustrasi. Presi dan Toto anti tas kanvas bikinan mereka ditambah embel-embel acara ini itu, baik oleh perusahaan swasta atau pun acara-acara yang dibuat pemerintah.
"Wah, itu tidak bisa. Sejak awal Sackbai Bags dibuat retail, tidak dalam partai besar. Selain itu, saya menghargai kerja keras dan komitmen saya dan tim dalam memproduksi tas ini. Kalau distempel seminar apakah dipakai lagi? Saya mau membentuk produk ini kembali ke diri saya, kalau saya yang kerjakan, semua harus awet dan bagus," kata Presi.
"Lagipula, di Sackai Bags itu sudah ada label Sackai Bags handmade in Jakarta, Indonesia. Itu sudah cukup kuat untuk menyatakan bahwa Sackai Bags ini adalah produk dari Indonesia, tidak perlu ditambah tulisan acaranya. Pemiliknya nanti juga akan happy memakai sehari-hari," kata Presi.
Tidak hanya mendapatkan apresiasi dari istana, Sackai Bags juga menjadi finalis Brilianpreneur Bank BRI 2022, acara yang digagas Bank BRI sejak 2019 dan berfokus pada pameran industri yang khas dan kreatif, serta menampilkan karya UMKM terbaik Indonesia melalui berbagai instalasi seni. Sackai Bags juga menyabet predikat pemenang UMKM Awards kategori Best Expo 2022.
Maksimalkan Digitalisasi Saat Pandemi
Sejak 'dilahirkan' pada 2014 boleh dibilang Sackai Bags laris manis di pasaran. Selama lima tahun Sackai Bags rupanya memaksimalkan penjualan secara offline dengan sistem konsinyasi atau pembelian langsung dari kerabat dan pertemanan serta melalui situs Sackai Bags.
Pandemi Covid-19 mengubah cara itu. Presi menyebut wabah membuat penjualan Sackai Bags merosot. Sempat keki karena penjualan anjlok, Presi kemudian putar haluan dengan memaksimalkan penjualan secara online dan promosi lebih gencar melalui media sosial.
"Untungnya ada marketplace, artinya kaum rebahan banyak yang belanja. Kalau biasanya kita berjualan lewat website dan direct sale, tetapi kemudian berkurang banyak kami pindahkan ke marketplace. Tidak disangka, angka penjualan lewat marketplace ternyata mengejutkan," kata Presi.
Kini setelah pandemi mereda, Presi melanjutkan penjualan lewat marketplace. Selain pasar lebih luas bagi Sackai Bags, pembeli juga relatif dimudahkan. Dengan harga Sackai bags yang tidak murah bagi kantong pelajar, pelanggan bisa membeli dengan lebih mudah di marketplace.
"Dengan range harga Rp 200 ribu sampai Rp 800 ribu, market kami sebenarnya usia 35 tahun ke atas. Tetapi, ternyata disukai oleh pelanggan dengan rentang usia lebih luas, mulai dari remaja sampai orang tua. Pembelian lewat marketplace juga memudahkan, ada cicilan atau bisa nabung lebih dulu," kata Presi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?