Taliban Larang Salon Kecantikan Beroperasi di Afghanistan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Taliban Larang Salon Kecantikan Beroperasi di Afghanistan

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 06 Jul 2023 12:09 WIB
Dunia Hari Ini: Pemerintah Taliban di Afghanistan Perintahkan Salon Kecantikan Ditutup
Foto: ABC Australia
Jakarta -

Pemerintah Afghanistan bikin kebijakan baru. Salon kecantikan dilarang beroperasi di negara Asia Selatan yang kini dipimpin oleh Taliban itu.

"Semua salon kecantikan yang dikelola oleh perempuan di Kabul dan provinsi lainnya harus ditutup secepatnya dan mematuhi aturan kami," begitulah bunyi perintah dari Kementerian Pengawas Moral Afghanistan (Ministry of Vice and Virtue) yang disebarkan melalui pesan teks pada Selasa (4/7/2023) dan dikutip Kamis (6/7).

"Setiap pelanggar akan berurusan dengan hukum."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kalimat itu tidak ada penjelasan detail lain. Termasuk, alasan larangan salon kecantikan beroperasi.

ADVERTISEMENT

Larangan ini merupakan kebijakan Taliban terbaru yang membatasi peran perempuan dalam lingkup pemerintah hingga publik. Instruksi itu memaksa penutupan ribuan bisnis salon kecantikan yang dikelola oleh wanita-wanita Afghanistan, yang seringkali menjadi satu-satunya sumber pendapatan mereka.

Langkah itu menghapus salah satu dari sedikit peluang tersisa yang dimiliki wanita-wanita Afghanistan untuk bersosialisasi di luar rumah.

"Wanita biasa mengobrol, bergosip. Tidak ada pertempuran di sini, tidak ada keributan," tutur seorang pegawai salon yang meminta dipanggil Neelab seperti dikutip dari AFP.

"Ketika kami melihat beberapa wajah bahagia dan aktif di sini, kami juga merasa senang. Salon memiliki peran yang sangat penting, tempat ini membuat kami merasa nyaman," kata dia.

Perempuan pemilik bisnis salon kecantikan di Afghanistan merespons negatif. Mereka meluapkan kekecewaannya atas larangan terbaru Taliban itu.

"Saya pikir akan lebih baik jika perempuan sama sekali tidak ada dalam masyarakat ini," ujar seorang manajer salon kecantikan di Kabul, yang meminta untuk tidak disebut namanya.

"Saya mengatakan ini sekarang: Saya berharap saya tidak ada. Saya berharap kami tidak dilahirkan di Afghanistan, atau bukan dari Afghanistan," kata dia.

Perempuan Afghanistan dan berbagai kelompok pemerhati hak asasi manusia, terutama hak perempuan, juga mengecam larangan itu. Mereka menganggap Taliban benar-benar ingin mengisolasi peran perempuan di lingkup pemerintahan hingga publik.

Oposisi juga memandang kebijakan Taliban pada akhirnya hanya ingin memaksa perempuan agar diam di rumah.

"Taliban tidak memandang perempuan sebagai manusia tapi sebagai komoditas, barang yang bisa dimiliki, dan ditindas," kata perempuan Afghanistan sekaligus aktivis yang telah mengungsi di Turki, Jamila Afghan, seperti dikutip The Straits Times.

"Larangan terbaru ini akan berdampak bagi ribuan penata rias wajah dan menutup ratusan salon di seluruh negeri," dia menambahkan.

Sebelum Taliban melarang salon kecantikan, kelompok itu juga telah menerapkan berbagai pembatasan bagi perempuan mulai dari larangan bekerja, sekolah, berkuliah, mengatur tata cara berpakaian, hingga melarang wanita pergi ke pusat kebugaran atau gym.

Taliban kembali mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada Agustus 2021 setelah melancarkan serbuan ke Ibu Kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan.




(fem/fem)

Hide Ads