Sunda juga memiliki kesenian yang mirip atraksi di panggung sirkus. Namanya lais, traveler tahu?
Lais adalah sebuah kesenian tradisional asal Garut. Lais disebut sudah berusia ratusan tahun karena telah eksis sejak zaman kolonial Belanda.
Lais adalah sebuah seni tradisional, yang terbilang ekstrem. Sebab, aksi yang dilakukan dalam kesenian Lais, termasuk berbahaya dan tanpa menggunakan pengaman sedikitpun. Lais merupakan seni atraksi, di atas sebuah tali tambang yang diikat di antara dua bambu dengan tinggi belasan meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara bermainnya, seorang anak lelaki akan memanjat tiang bambu tersebut, dan melenggak-lenggok di atasnya tanpa takut. Dikutip detikJabar dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Garut, melalui website sipaku.disparbud.garutkab.go.id, tiang bambu yang menjadi penyangga dua tali itu diketahui memiliki tinggi 10-13 meter.
"Dengan jarak satu sama lain sekitar 6 meter. Atraksi tersebut sajiannya diiringi dengan berbagai tabuh-tabuhan seperti dogdog, terompet, kendang, kempul dan ditambah seorang bodor/lawak yang secara langsung berdialog dengan pemain Lais," katanya.
![]() |
Kesenian Lais ini, masih lestari sampai sekarang. Para pelestari seni tradisional ini, masih sering dipanggil untuk mengisi acara hajatan. Meskipun terus-menerus digerus zaman, tapi mereka masih ada dan tetap bertumbuh.
"Kita masih sering diundang ke acara hajatan. Dimanapun tempatnya, kita siap untuk berangkat," kata Ade Dadang, pegiat kesenian Lais, kepada detikJabar, Sabtu (15/7).
Lantas, sebenarnya apa kesenian Lais, dan bagaimana awal mula sejarahnya?
Dalam sebuah jurnal berjudul Regenerasi Pemerolehan Seni Lais di Padepokan Lais Pancawarna Kampung Sayang Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut karya Ayu Septiani dan Asri Soraya Afsari dari Universitas Padjadjaran, dinyatakan jika Lais berasal dari nama orang, yakni Laisan.
"Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, pada masa kolonial Belanda, terdapat seorang pemanjat pohon kelapa bernama Laisan," katanya.
![]() |
Pak Laisan, adalah seorang pemanjat pohon kelapa yang berasal dari Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Konon katanya, dia adalah seorang yang mahir dalam memanjat pohon kelapa.
Kemahiran Pak Lais dalam memanjat pohon kelapa, kemudian berkembang menjadi seni budaya. Hal itu tak lepas dari aksinya yang kerap ditonton khalayak banyak di sana pada waktu itu. Dikisahkan, katanya para tokoh kesenian meminta agar apa yang dilakukan Pak Lais dimodifikasi dan jadi kesenian.
Baca artikel selengkapnya di detikJabar
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan