Rabies di Bali tak hanya menyoroti tentang gigitan anjing. Monyet di sana pun dikhawatirkan menyebarkan penyakit yang sama, seperti di hutan wisata Sangeh.
Kepala Desa Sangeh I Made Werdiana mengeklaim monyet yang ada di objek wisata Sangeh dan anjing milik warga Desa Sangeh sebagian besar aman dari rabies. Tim Siaga Rabies (Tisira) bekerja sama dengan Dinas Pertanian Badung sudah memvaksin sekitar 80 persen anjing, sekitar 959 anjing, di desa tersebut.
Menurut Werdiana, batas aman mencegah penularan rabies adalah dengan memvaksin minimal 70 persen hewan penular rabies (HPR) dari jumlah populasi. "Jadi 80 persen (HPR telah divaksin) sudah tergolong batas aman," klaimnya, Senin malam (17/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Werdiana menuturkan Dinas Pertanian Badung langsung memvaksin anjing saat beberapa bulan lalu terdapat kasus gigitan anjing rabies. Petugas Dinas Pertanian Badung memberikan vaksin antirabies pada anjing yang berada di lima banjar yang terdekat dengan Hutan Pala, objek wisata Sangeh.
Bahkan, Werdiana melanjutkan, anjing yang ada di desa lain, yang dekat dengan Hutan Pala juga divaksin antirabies. Tujuannya, agar rabies tidak menular pada monyet yang berada di objek wisata Sangeh.
"Kami harus menjamin keamanan monyet yang ada karena Alas (hutan) Pala Sangeh dengan monyetnya merupakan daya tarik wisata yang dimiliki Badung," tutur Werdiana. "Saat ini kami pastikan objek wisata Sangeh aman."
Sebelumnya, pengelola objek wisata Sangeh I Made Mohon khawatir keberadaan anjing liar mengancam monyet di tempat pelesir tersebut. Apalagi, jika anjing liar itu belum disuntik vaksin antirabies.
Baca artikel selengkapnya di detikBali
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan