Pusing Bayar Tiket Pesawat, Penumpang DIfabel Minta Subsidi untuk Asisten

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pusing Bayar Tiket Pesawat, Penumpang DIfabel Minta Subsidi untuk Asisten

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 31 Jul 2023 09:03 WIB
Layar Monitor Rute Penerbangan Internasional. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Penumpang pesawat (Foto: Dikhy Sasra/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah penumpang difabel yang membutuhkan perawat pribadi untuk beraktivitas mengkritik tajam maskapai penerbangan yang menetapkan tarif dua kali lipat. Mereka menuntut adanya subsidi.

Faktanya, hampir 30 maskapai yang dihubungi oleh BBC, dikutip Senin (31/7/2023), mengatakan bahwa penumpang difabel harus membeli tiket dengan harga penuh untuk perawat pribadi.

Penumpang asal Inggris, Melody Powell, seorang difabel dengan kursi roda, menabung untuk mengunjungi teman-temannya di New York. Dia terbang untuk pertama kalinya setelah Covid-19. Tidak disangka harga tiket sangat mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melody harus membayar kursi rodanya. Dia, yang membutuhkan asisten pribadi untuk mencapai toilet dan turun dari pesawat, juga harus membayar tiket penuh untuk asistennya itu.

Jika dihitung-hitung, ongkosnya hampir 600 pound sterling atau Rp 11,6 juta per orang. Terbang dengan asisten pribadi, dia harus membayar tiket dua kali lipat.

ADVERTISEMENT

"Cukup menakutkan melihat biaya yang harus saya keluarkan untuk terbang karena keterbatasan saya," katanya.

Serupa, Richard Amm tidak juga memilih untuk mengurungkan niar mengunjungi keluarganya di Afrika Selatan selama hari raya atau liburan singkat. Karena, harga tiket asisten berharga 1.500 pound sterling atau Rp 29 juta.

Yang menyedihkan ketika dia harus terbang dadakan dan merasa harga tiketnya mahal luar baisa. Yakni, ketika ibunya yang berusia 77 tahun mengalami kecelakaan dengan tiga tulang rusuk patah baru-baru ini tetapi dia harus menyiapkan dua tiket pesawat, untuk dia dan asistennya.

"Saya ingin sekali mengunjungi ibu saya. Tapi harus membayar biaya dua kali lipat, itu tidak benar-benar dapat saya capai untuk pergi," kata Richard.

Richard berusia 40 tahun dan menggunakan kursi roda. Dia kesulitan mengangkat lengannya. Richard membutuhkan bantuan dalam penerbangan jarak jauh.

Dia merasa situasi saat ini benar-benar diskriminatif dan mempersulit penyandang disabilitas untuk mengelola biaya hidup yang sudah tinggi.

BBC menghubungi lebih dari 100 maskapai penerbangan, termasuk semua yang terbang dari Heathrow, untuk mencari tahu berapa banyak yang menuntut PA dan apakah mereka menawarkan diskon.

Hanya Pakistan International Airlines yang menawarkan diskon PA untuk perjalanan internasional dan domestik

Sekitar 28 maskapai mengonfirmasi bahwa mereka mewajibkan penumpang dengan masalah mobilitas untuk membeli tiket PA tambahan dengan harga penuh, di dalamnya ada maskapai besar seperti Emirates, Etihad Airways, American Airlines, dan Virgin Atlantic, serta maskapai hemat seperti Easyjet hingga Ryanair.




(msl/fem)

Hide Ads