Panas Ekstrem Saat Jambore Dunia di Korsel, 3 Negara Tarik Kontingen

Marlinda Oktavia Erwanti - detikTravel
Minggu, 06 Agu 2023 15:25 WIB
Jakarta -

Panas ekstrem tengah dirasakan oleh Korea Selatan. Perhelatan Jambore Dunia yang berlangsung di sana pun terancam batal.

Dilansir Channel News Asia, Minggu (6/8/2023), sekitar 43.000 orang mengikuti jambore di provinsi Jeolla Utara. Namun, gelombang panas yang ekstrem telah menyebabkan ratusan pramuka jatuh sakit. Kondisi itu memaksa Seoul untuk mengerahkan dokter militer, menawarkan bus ber-AC, dan berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan acara tersebut.

Kritik pun meningkat lantaran kondisi perkemahan yang dinilai mengerikan akibat cuaca ekstrem itu. Kamar mandi di area jambore disebut belum sempurna dengan sanitasi di bawah standar.

Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengungkapkan pemerintah telah melakukan inspeksi di tempat dan menemukan bahwa kondisinya tidak lagi separah yang diklaim.

"Setelah berdiskusi dengan negara peserta, kami memutuskan untuk melanjutkan acara tanpa henti," ujarnya.

Sementara, Menteri Gender Korea Selatan Kim Hyun-sook mengatakan kepada wartawan bahwa Seoul akan menambahkan sekitar 700 personel hari ini untuk mengatasi masalah pembersihan toilet.

Kendati demikian, sejumlah negara tetap memutuskan untuk menarik para pramukanya, meski penyelenggara mendesak peserta untuk melihat hal tersebut sebagai "platform untuk mengatasi tantangan".

Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa sekitar 1.500 pramuka dari negaranya akan pergi ke Camp Humphreys, garnisun Angkatan Darat Amerika Serikat di Pyeongtaek.

Sementara, Pramuka dari Inggris - kelompok terbesar sekitar 4.000 orang- mulai kembali ke Seoul pada hari Sabtu, dalam apa yang dikatakan para pejabat sebagai upaya untuk "mengurangi tekanan di lokasi".

Singapore Scout Association mengatakan dalam pembaruan pada hari Sabtu bahwa pramukanya akan dipindahkan dari lokasi jambore. Kontingen pertama-tama akan dipindahkan ke Pusat Pendidikan Daejeon di Kota Metropolitan Daejeon sebelum bergabung dengan Pramuka Inggris di Seoul.

"Keselamatan dan kesejahteraan remaja dan sukarelawan dewasa kami adalah yang paling penting," kata asosiasi tersebut, seraya menambahkan bahwa pihaknya berkonsultasi dengan pemangku kepentingan setempat sebelum membuat keputusan.

"Kami tahu itu mungkin mengecewakan bagi sebagian orang, tetapi kami akan melanjutkan pengalaman jambore di Daejeon dan Seoul bekerja sama dengan mitra lokal kami dan Pramuka Inggris dalam program kegiatan sehingga anak-anak muda kami masih mendapatkan hasil maksimal dari waktu mereka di Korea Selatan untuk belajar. tentang budaya Korea dan cara hidup," imbuhnya.

Sebagai informasi, tidak ada seorang pun dari kontingen Singapura yang jatuh sakit karena panas. Ada 67 peserta dari Singapura, 40 di antaranya adalah siswa berusia antara 14 dan 17 tahun. Selebihnya adalah relawan dan guru.

Sedangkan beberapa negara, termasuk Filipina dan Argentina, mengatakan bahwa mereka akan tetap tinggal di perkemahan.

"Kami melihat di sekitar lokasi beberapa perbaikan," kata Marina Rustan, presiden Asosiasi Kepanduan Argentina, dalam konferensi pers.

"Kami mendapat janji dari pimpinan pemerintah bahwa segala sesuatunya akan diperbaiki," imbuhnya.

Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia pun telah meminta Korea Selatan untuk mempersingkat acara tersebut. Sebelumnya, acara ini dijadwalkan hingga 12 Agustus di kota pesisir Buan.




(bnl/bnl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork