Kegiatan Jambore Pramuka Dunia tak hanya terkendala cuaca panas ekstrem. Kabarnya, juga ada potensi badai yang melanda Korea Selatan.
Kabar mengenai badai itu disampaikan Pemerintah Korea Selatan. Dilansir dari Reuters, Korea Selatan terancam dilanda Topan Kanun pada Kamis (10/8/2023) pagi. Topan ini diperkirakan akan sampai di wilayah selatan pada hari itu dengan membawa angin kencang dan hujan lebat.
"Untuk memastikan keamanan Jambore Dunia, kami sedang mendiskusikan tindakan pencegahan terperinci untuk situasi topan dengan lembaga terkait termasuk kementerian dalam negeri," kata Menteri Kesetaraan Gender Kim Hyun-sook pada Senin (7/8/2023).
Menteri mengatakan langkah-langkah selanjutnya akan diumumkan. Di sisi lain, Organisasi Gerakan Pramuka Dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang memantau cuaca dan akan meminta bantuan jika hujan lebat kemungkinan akan melanda perkemahan di daerah tanah reklamasi di daerah Buan di barat daya Korea Selatan.
Mengenai ancaman badai ini, kontingen Australia memutuskan mundur dari acara jambore tersebut. Mereka meninggalkan perkemahan dengan alasan adanya risiko topan.
Sementara itu, kontingen Indonesia belum menunjukkan langkah akan mundur dari jambore. Menurut Unit Leader asal Indonesia, Humaedi, para peserta dapat beradaptasi dengan cuaca panas di sana. Begitu juga dengan ancaman badai, pihaknya masih menunggu arahan dari penyelenggara.
"Infonya besok mau ada badai. Tapi baru prakiraan. Belum valid juga. Kami diminta siaga," kata Humaedi kepada detikTravel melalui WhatsApp, Senin (7/8/2023).
Sebelumnya, acara Jambore Pramuka Dunia ke-25 itu menarik perhatian publik lantaran banyak peserta yang sakit. Mereka sakit karena cuaca panas ekstrem yang melanda perkemahan di Saemangeum, Jeollabuk-do, Korea Selatan. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 1 - 12 Agustus 2023.
Simak Video "Video Gelar Master Eks Ibu Negara Korsel Dicabut: Terkonfirmasi Plagiat"
(pin/wsw)