6. Keberadaan gunung es
Keberadaan gunung es yang ditabrak oleh Titanic masih menjadi perdebatan. Pelaut profesional Kapten L.M. Collins menyatakan bahwa jika Titanic menabrak gunung es, ia akan tenggelam hanya dalam hitungan menit.
Sebaliknya, Collins dan para pengikutnya percaya bahwa Titanic pasti telah menabrak bongkahan es yang tersembunyi yang telah masuk ke Atlantik dari Samudra Arktik.
7. Tidak ada teropong di kapal Titanic
Jika kru memiliki teropong, mereka bisa melihat bahaya di depan dan segera mengubah arah. Tapi seluruh persediaan teropong Titanic dikunci di kompartemen penyimpanan. Dan seorang anggota kru yang telah dipindahkan dari kapal sesaat sebelum berlayar memiliki kuncinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota kru kemudian mengklaim dia "lupa" untuk menyerahkan kunci. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar, benarkah dia lupa? Atau apakah dia sengaja menahannya? Dan jika demikian, apakah itu untuk melanjutkan penipuan asuransi yang disebutkan sebelumnya? Atau adakah alasan lainnya?
8. Peringatan yang diabaikan
Bahkan meski berlayar tanpa teropong, Titanic dinilai punya waktu untuk mengubah haluan sebelum tabrakan jika seseorang telah memperingatkan awaknya. Di sinilah kejanggalan dimulai, seseorang memang memperingatkan kru akan bahaya di depan.
Satu jam sebelum tabrakan, sebuah kapal di dekatnya, S.S. Californian, telah mengirim radio untuk mengatakan bahwa laju mereka telah dihentikan oleh "lapangan es yang padat".
Namun, operator radio Titanic, Jack Phillips, tidak pernah menyampaikan peringatan tersebut kepada Kapten Smith. Ada juga yang bilang pesan itu sengaja disampaikan sebagai pesan yang tidak mendesak.
9. Hubungan dengan Kapal Californian
Kapal Californian berjarak kurang dari 20 kilometer dari tempat tenggelamnya Titanic. Kapal itu mengirimkan peringatan kepada Titanic tentang kondisi es yang berbahaya, yang mungkin telah disampaikan sebagai masalah yang tidak mendesak.
Ada isu bahwa sebelumnya kru California dilaporkan mengabaikan sinyal marabahaya Titanic, meskipun mereka mengklaim tidak mengetahui sinyal tersebut karena operator radio mereka sedang tidak bertugas.
10. Kapal 'Ketiga'
Californian mungkin bukan satu-satunya kapal yang menyampaikan sinyal marabahaya ke Titanic. Sebuah kapal Norwegia, Samson, mungkin juga berada di dekatnya.
Faktanya, beberapa orang percaya bahwa Samson lebih dekat ke Titanic daripada Californian, tetapi mengabaikan sinyal marabahaya untuk menghindari tuntutan perburuan anjing laut ilegal.
11. Apakah J.P. Morgan merencanakan semuanya?
Beberapa orang yang percaya Titanic menggantikan Olimpiade yang rusak menyalahkan pemodal J.P. Morgan, yang merupakan salah satu pemilik perusahaan yang memiliki kedua kapal tersebut.
Morgan adalah salah satu orang terkaya di bumi pada saat itu, dan dia memiliki kekuasaan yang besar. Selain itu, dia tidak muncul di menit-menit terakhir dalam pelayaran tunggal Titanic.
12. Rencana pembunuhan
Beberapa orang percaya bahwa tenggelamnya kapal itu tidak ada hubungannya dengan uang asuransi, melainkan bahwa J.P. Morgan merekayasa tenggelamnya kapal tersebut untuk membunuh saingannya, Jacob Astor, Isidor Straus, dan Benjamin Guggenheim, yang semuanya tewas di atas kapal.
Tapi bagaimana rencana Morgan untuk melakukannya? Baik teori asuransi maupun teori pembunuhan tidak memperhitungkan hal itu.
13. Persediaan sekoci atau lifeboat
Kapal sekelas Titanic dinilai seharusnya memiliki lifeboat yang cukup untuk keseluruhan penumpang. Ada rekomendasi yang menyebutkan seharusnya Titanic membawa lifeboat hingga 50% lebih banyak.
"Tidak peduli apa yang menyebabkan Titanic tenggelam, korban jiwa yang begitu besar mungkin dapat dihindari jika kapal tersebut membawa sekoci yang cukup untuk penumpang dan awaknya," catat History.com.
-------
Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia.
Simak Video "Miliarder Asal Australia Bakal Bangun Kapal Titanic II"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?