Seorang atlet Esports di Surabaya gagal berangkat ke Malaysia gegara dikira Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Ia dicekal oleh petugas Imigrasi Klas 1 Khusus TPI Surabaya di Juanda. Paspornya pun disita selama beberapa hari. Padahal, ia telah memesan tiket pesawat dan hotel.
Pria berinisial EN ini bercerita kepada detikJatim kala ia dihadang saat hendak terbang dari Bandara Internasional Juanda menuju Malaysia pada Kamis (24/8) pagi.
Ketika berada di area pemeriksaan identitas, EN mengaku langsung dibawa petugas imigrasi ke sebuah ruangan. Lantas, ia diinterogasi dan diklaim sebagai TKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama diinterogasi, ia mengaku mendapat hal-hal yang tak mengenakkan. Ia dicecar berbagai pertanyaan oleh 5 petugas imigrasi. Para petugas juga bertanya dengan nada tinggi.
EN mengaku diinterogasi sejak pagi hingga sore hari. Lalu, paspor miliknya langsung ditahan.
"Mereka main gertak, langsung dikerubungi 5 orang, ditanya mulai pagi, jam 08.00 WIB sampai 17.00 WIB," kata EN saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (25/8/2023).
EN menegaskan cara yang dilakukan petugas imigrasi jauh dari kata humanis. Menurut dia, ia diinterogasi bak seorang kriminal.
"Mereka bilang 'kamu duduk, ngaku mau kerja di mana kamu?' ini sudah tidak manusiawi dan tidak humanis. Apa iya sebenarnya SOP mereka begitu? Harusnya kan sopan, saya bukan seorang kriminal, seperti teroris. Saya tidak pernah mencuri, teroris, dan kriminal lainnya, bisa dicek kok," ujarnya.
EN mengatakan tak ada yang salah dari kelengkapan identitasnya. "Padahal lengkap punya saya, ada booking tiket pesawat dan hotel tapi udah hangus. Rencana saya ke Malaysia memang buat liburan saja, bukan kerja," tuturnya.
Tak hanya itu, EN mengungkapkan tak hanya dirinya saja yang diinterogasi bak seorang kriminal. Ada 20 orang lain yang juga mengalami hal serupa.
"Kemarin juga ada yang ditanya-tanya kaya saya, ada yang memang benar-benar kerja jadi TKI (PMI), ke Jeddah jadi ART, semua ditanya-tanya sama. Nah anehnya, tujuan saya kan pelesir, main doang, sampai paspor lama harus dibawa segala. Saya nggak tahu kenapa kok begini semua, padahal dulu tidak seperti ini," kata Pro Player Esports Point Blank itu.
Jawaban Imigrasi Surabaya
Sementara itu, Kepala Publikasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya Ika Rahmawati mengatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), EN mengaku akan menjadi customer service judi online di Filipina. Maka dari itu, pihaknya menahan paspornya untuk waktu tertentu.
"Jadi paspornya masih ditahan untuk pendalaman lebih lanjut, termasuk menjadi customer service judi online di Filipina, bukan Malaysia," katanya.
Perihal gertakan dan tidak humanisnya pelayanan yang disebut EN, Ika mengaku masih mendalaminya. Namun, untuk pelarangan itu telah dipastikan berdasarkan pengakuan EN dalam BAP.
"Nanti, kami tanyakan ke bidang TPI (terkait SOP pelayanan yang diklaim tidak humanis). Gak boleh, (mendokumentasikan), aturan di area imigrasi. Karena yang bersangkutan (EN) pada saat BAP sudah mengakui maka akan menjadi customer service judi online di Filipina, saat ini sedang diproses di bidang Inteldakim. Senin (28/8) saya akan cek kembali ya (detailnya)," tutup dia.
Artikel ini telah tayang di detikjatim.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan