West Java Festival 2023 memamerkan sejumlah produk ekonomi kreatif dari Jawa Barat. Salah satu yang menarik adalah batik karya difabel.
Dari sekian banyak booth yang berdiri di West Java Festival 2023, terdapat booth yang memamerkan kain batik dengan motif tak biasa. Motifnya tampak moderen dan cenderung abstrak. Batik itu dijual rupanya dijual Batik Griya Difabel.
"Batik Griya Difabel ini adalah UMKM yang dibentuk pusat pelayanan sosial Griya Harapan Difabel di bawah Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang dibuat langsung teman-teman disabilitas yang telah melakukan pelatihan selama 10 bulan," kata Tim Humas Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel, Deva.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deva menjelaskan terdapat 4 jenis batik yang dijual Batik Griya Difabel yaitu batik kontemporer, batik tie dye, batik tulis, dan batik cap. Batik-batik ini dibuat oleh 10 pembatik difabel tang terdiri atas difabel rungu wicara dan difabel tubuh.
![]() |
"Ini hasil karya langsung dari pemikiran mereka. Jadi, langsung dari imajinasi mereka," ujarnya.
Salah satu pembatik dengan disabilitas tubuh, Anggi, menjelaskan sumber inspirasinya. Dia lebih suka membuat batik motif abstrak. Motif itu biasanya akan muncul sesuai mood-nya.
"Inspirasi sesuai dari mood. Kalau tidak ada mood, cari di Pinterest cuma beda sedikit. Kebanyakan kalau bikin abstrak itu rata-rata dimulai dari sebuah lingkaran terus seperti ada motif tato-tato gitu," paparnya.
![]() |
Anggi mengatakan tak ada kendala berarti dalam pengerjaan batik. Hanya, ia merasa kesulitan saat awal-awal dikenalkan dengan batik. Butuh waktu untuk mengerti cara pembuatannya, termasuk cara mencanting yang membutuhkan kehati-hatian.
"Kesulitan dari cantingan harus hati-hati karena bisa kena tangan, panas. Terus kadang sulitnya cari inspirasi," ujarnya.
Sementara itu dari sisi promosi, Deva mengatakan selama ini mereka banyak dibantu pemerintah. Penjualan dilakukan melalui showroom yang terdapat di Kota Cimahi dan melalui Instagram. Griya Batik Difabel juga menerima pesanan untuk pemuatan seragam. Untuk harga, kain batik itu dijual mulai Rp 185 ribu - Rp 650 ribu.
![]() |
"Kami menjual batik itu sejak 2020. Penjualan semakin meningkat setiap tahun," kata Deva.
Di samping itu, Anggi dan teman-teman difabel juga terbantu dengan profesi mereka sebagai pembatik. Hasil dari penjualan batik dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Alhamdulilah kalau dari pemasukan alhamdulilah lancar," tukasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!