Australia berhasil melakukan penyelamatan heroik terhadap seorang peneliti dari Antartika. Ia mengalami sakit di benua es tersebut.
Dikutip dari BBC, Senin (11/9/2023), operasi penyelamatan mendesak dilakukan pada pekan lalu untuk menyelamatkan seorang peneliti pria. Kondisi medisnya dirahasiakan.
Misi tersebut memerlukan tim penyelamat medis, sebuah kapal pemecah es berukuran besar, dan dua helikopter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria tersebut kini dalam perjalanan ke Tasmania. Dia akan mendapatkan pemeriksaan dan perawatan spesialis.
Program Antartika Australia (AAP) mengatakan pria tersebut telah diterbangkan ke kapal pemecah es, RSV Nuyina.
![]() |
Kapal tersebut telah menempuh perjalanan lebih dari 3.000 km untuk mencapainya. Pada hari Minggu, lokasi tersebut dianggap cukup dekat dengan stasiun penelitian Casey sehingga dua helikopter dengan tim medis dapat dikerahkan.
Fasilitas medis di stasiun penelitian terbatas. Hanya sekitar 20 orang yang tinggal di sana selama musim dingin ketika kondisinya paling buruk.
Dengan selesainya misi penyelamatan tahap pertama, kapal tersebut diperkirakan akan tiba kembali di kota Hobart minggu depan.
Australia mewajibkan semua peneliti yang dikirim ke Antartika untuk menjalani pemeriksaan kesehatan yang panjang sebelum ditempatkan di lokasi.
Evakuasi dari salah satu wilayah yang paling tidak ramah di muka bumi sangatlah rumit dan mahal. Penyelamatan akan penuh bahaya dan memerlukan bantuan dari mitra internasional.
Evakuasi melalui udara dalam kasus itu tidak mungkin dilakukan. Bandara Wilkins di dekat Casey memiliki landasan pacu es dan sering kali tidak dapat digunakan selama musim dingin yang ekstrem.
Menurut laporan, landasan pacu tersebut memerlukan persiapan selama berminggu-minggu untuk digunakan. Oleh karena itu pengiriman kapal pemecah es akan jauh lebih cepat.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol