Beberapa waktu lalu, viral video yang memperlihatkan balita mendaki hingga plawangan Gunung Kerinci. Ayah balita itu mengungkap cerita sebenarnya.
Ayah balita itu bernama Rudy Kukuh Setiawan. Kepada detikTravel, Rudy mengatakan bahwa video yang selama ini beredar merupakan potongan dari video asli yang durasinya lebih panjang.
Menurut Rudy, potongan video yang diunggah ulang dan viral di media sosial ini menimbulkan persepsi yang keliru. Sebab, dalam video itu tergambar anaknya seolah berjalan mendaki gunung dalam kondisi sempoyongan, padahal Rudy menyebut sama sekali tak memaksa anaknya untuk berjalan seorang diri.
"Memang Baby Anna (balita dalam video) habis sarapan ingin jalan sendiri. Kalau jalan sendiri otomatis saya harus memegangi terus. Saya mau gendong dia nangis. Nangisnya itu karena digendong bukan karena jalan," kata Rudy ketika dihubungi detikTravel via telepon, Senin (25/9/2023).
"Jadi nggak ada saya suruh jalan sendiri. Jadi dari bawah sampai atas saya gendong terus," ia menegaskan.
Rudy menjelaskan video itu diambil pada 17 Agustus 2023 sekitar pukul 06.30 - 07.00 WIB. Saat itu, mereka berada antara 30-50 meter mendekati puncak gunung.
Rudy juga mengklaim bahwa selama perjalanan mendaki Gunung Kerinci, dia hampir tidak pernah membiarkan balitanya mendaki sendiri. Sebaliknya, Rudy selalu menggendong anaknya yang berusia 1 tahun 8 bulan dan hanya diturunkan ketika mereka istirahat.
"99,99 persen saya gendong. Jadi waktu jalan mungkin pada saat kita berhenti, nyantai di tempat yang agak luas, di camp area atau jalan di depan tenda. Jadi bukan saat pendakian kita ajak jalan, tidak pernah," Rudy menjelaskan.
Ketika dibiarkan berjalan, Rudy juga hanya mengizinkan anaknya berjalan sejauh 3 meter. Kemudian, dia akan kembali menggendong buah hatinya.
Pendakian ini sebenarnya bukan kali pertama untuk si balita. Rudy sudah mengajak Baby Anna mendaki 18 gunung. Namun, sebelum diajak naik gunung, Rudy terlebih dulu memperkenalkan trek ringan untuk anaknya.
"18 gunung dan beberapa bukit yang pendek-pendek. Awalnya kita tidak langsung naik gunung yang tinggi. Jadi ya camping, trekking yang kecil-kecil setengah jam. Baru naik bukit yang agak tinggi. Anaknya senang, karena saya dan istri suka naik gunung, ya diajak, " kata dia.
Sebelum mendaki, Rudy dan istrinya yang pernah menjadi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) itu selalu mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai dari mencari informasi camp terbaik hingga cuaca.
Mereka juga membawa semua peralatan camping hingga pertolongan pertama jika ada yang terluka.
"Kami selalu bawa emergency oxygen, oximetri, GPS, dan HT untuk berkomunikasi dengan basecamp terdekat. Kami selalu minta nomor darurat dan frekuensi darurat. Selain itu, juga membawa emergency blanket, hand warmer, dan webbing kalau terjadi apa-apa jadi saya bisa tahu bertindak seperti apa," Rudy memaparkan.
Lebih lanjut, Rudy mengaku mengajak anaknya mendaki tanpa paksaan. Dia mengerti kebutuhan anak seperti kapan harus makan, tidur, hingga buang air.
"Kalau sakit, kita pasti nggak jadi naik meskipun sudah direncakanan beberapa minggu sebelumnya. Tapi alhamdullilah selama ini nggak pernah sakit waktu naik ataupun di atas rewel," ujarnya.
"Kita tahu jadwal makan. Kalau dia nangis mungkin perutnya sakit, mau buang air besar, atau minum susu, kita tahu kebiasaannya. Yang tahu anaknya, orang tua sendiri. Orang tua selain punya pengalaman pendakian, mengerti masalah anaknya sendiri, harusnya bisa ngerti kondisi anak ini kira-kira kalau diajak naik itu memungkinkan apa nggak dengan persiapan," sambungnya.
Dari video viral ini, Rudy ingin mengimbau agar para orang tua yang ingin mengajak anaknya mendaki untuk melakukan persiapan matang. Di balik potongan video beberapa detik ini, ada proses panjang sebelum ia mendaki bersama balitanya.
"Dengan adanya berita ini, saya ingin lebih banyak mengedukasi para pendaki supaya tidak menyepelekan. Saya setiap pendakian menganggap itu pendakian pertama supaya tidak menyepelekan alam. Karena di alam ini kita tidak ada apa-apanya. Kita tidak bisa memaksakan diri, mesti tahu batasan dan risikonya," kata dia.
Simak Video "Video: Ira Wibowo Turut Prihatin dengan Tewasnya Juliana Marins di Rinjani"
(pin/fem)