Pulau Bintan adalah sebuah pulau dengan alam mempesona yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Pulau tersebut menjadi destinasi wisata populer di Indonesia karena pantainya yang indah, resor mewah, dan masih banyak lagi.
Namun, tak hanya itu, Pulau Bintan ternyata memiliki cerita legenda di balik pemberian namanya. Hal itu dikaitkan dengan penemuan intan yang melimpah di pulau yang dulunya bernama Pulau Putih itu.
Melansir sebuah buku berjudul Cerita Rakyat dari Bintan oleh B. M. Syamsuddin, berikut rangkuman asal usul nama Pulau Bintan, pulau yang berlimpah intan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legenda Asal Usul Pulau Bintan
Menurut sahibul hikayat, Bintan sebelumnya bernama Pulau Putih. Alkisah, terkenallah seorang putri cantik rupawan yakni Putri Lencana Muda. Anak raja-raja negeri tetangga, seperti putra raja Pagaruyung dan anak raja Lingga hendak meminangnya.
Mereka pun mengirimkan utusan untuk melamar Putri Lencana Muda yang jelita itu. Raja Johan Syah menunjuk Panglima Bongkok Lela Bangsawan gelar Sri Gumam untuk menyambut utusan raja Pagaruyung dan raja Lingga saat itu.
Konon, utusan raja Lingga bernama Tun Jaya gelar Sri Gumaya bersikap kasar, pemberang, dan gagah berani. Karena dipandang pongah, kurang sopan santun, maka lamaran Alam Syah raja Lingga pun ditolak.
Sementara itu, pinangan anak raja Pagaruyung yang akan berpermaisurikan Putri Lencana Muda diterima dengan baik dan direstui baginda Johan Syah raja di Pulau Putih. Mendengar hal itu, Sri Gumaya menjadi murka.
"Hai bedebah! Berani sungguh orang kaya menampik pinangan raja kami. Laknat! Kalian rasai balasan dari kami, raja kuasa di Lingga," gertak Sri Gumaya. "Ikan bawal si ikan pari. Di situ menjual, tetap kami beli," tegas Sri Gumam.
Sri Gumaya semakin murka sehingga terjadi huru hara di Pulau Putih. Pertarungan begitu dahsyat antara Panglima Bongok Lela Bangsawan melawan Tun Jaya gelar Sri Gumaya itu. Mereka saling beradu kekuatan ilmu sakti.
Alam Pulau Putih menggelegar, cahaya kuning kemerah-merahan pun memancar-mancar. Beberapa abad kemudian, di kali Gunung Putih, cahaya gemerlapan terus memancar. Di kala itu juga, berdatangan saudagar-saudagar Arab, India, dan Jawa.
Mereka membeli kulit kayu tengar dan buah pinang yang merupakan hasil penduduk Bukit Batu di lereng gunung Bukit Piatu bersebelahan Gunung Demit. "Masya Allah, ada intan!" kata saudagar Arab menunjuk ke dalam karung goni buah pinang yang dibelinya.
"Intan?" saudagar-saudagar lain bertanya serentak. "Ada intan di pulau ini? Begitu banyaknya intan itu, hingga masuk ke dalam karung goni buah pinang?" tanya mereka di sana sini.
"Mungkin-mungkin," anak cucu Panglima Bongkok Lela Bangsawan keturunan Sri Gumam mengingat-ingat. Gunung-gunung Pulau Putih di darat Perigi Tujuh Bukit Tajas pun dirambah dan digali, mereka mendulang intan.
"Segunung berintan di Pulau Intan!" syukur mereka. Penduduk di lingkungan Pulau Putih bersorak-sorai, "Pulau Be-intan! Bentan... Bintan!" Pulau berisi intan akhirnya disebut Bintan yang berasal dari be-intan atau bentan dengan cahaya memancar gemerlapan.
Baca selengkapnya di detikSumut
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum