Pengelola Layangkan Surat Klarifikasi, Bantah Pesugihan di Gunung Kawi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengelola Layangkan Surat Klarifikasi, Bantah Pesugihan di Gunung Kawi

Hilda Rinanda - detikTravel
Selasa, 17 Okt 2023 12:35 WIB
Dua lokasi yang kerap dikaitkan dengan pesugihan di Gunung Kawi
Pesarean Gunung Kawi. (Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Pengelola pesarean Gunung Kawi melayangkan surat klarifikasi, bantah ada praktik pesugihan. Mereka juga mengaku kecewa dengan riset lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang membahas soal pesugihan Gunung Kawi.

Dalam surat klarifikasi yang dikeluarkan Yayasan Ngesti Gondo, selaku pengelola pesarean Gunung Kawi menyebut, riset yang dilakukan kelompok mahasiswa bernama Artha Kawi tidak disertai dengan sumber informasi yang jelas atau tidak faktual.

"Kami dari Yayasan Ngesti Gondo sebagai pengelola pesarean Gunung Kawi ingin menyampaikan kekecewaan kami, terhadap hasil riset Program Kreativitas Mahasiswa dalam bentuk riset sosial humaniora dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengangkat judul Artha Kawi : Kawi's Local Culture and Mental Disorder," kata yayasan dikutip dari surat klarifikasi, Senin (16/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yayasan juga menilai, setidaknya 40 artikel serta unggahan di media sosial yang beredar dari hasil riset lima mahasiswa UB sejak 6 Oktober 2023 sangat merugikan masyarakat Gunung Kawi.

Dalam surat Nomor 03.01/YNG-GK/X/2023 dan bersifat penting itu ditujukan kepada Rektor UB Prof Widodo serta dosen pembimbing Destyana Ellingga Pratiwi, SP., MP., MBA.

ADVERTISEMENT

Surat juga ditujukan untuk lima mahasiswa UB yakni Muhammad Harun Rasyid Al Habsyi, Zulfikar Dabby Anwar, Suntari Nur Cahyani, Anggi Zahwa Romadhoni, dan Andini Laily Putri yang berasal dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Sebelumnya, para mahasiswa menyebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu keterkaitan antara praktik mistik di Gunung Kawi dengan gangguan mental yakni skizofrenia psikosis. Lebih jauhnya, penelitian dilakukan untuk membuka wawasan masyarakat Indonesia soal topik yang selama ini dianggap tabu.

Gunung Kawi sendiri mempunyai beragam nilai kearifan lokal dan nilai budaya. Tempat tersebut dijadikan sekelompok orang untuk mendapatkan kesaktian, memperdalam ilmu hitam, hingga melakukan pesugihan.

Praktik pesugihan di Gunung Kawi pun kerap melibatkan pemberian tumbal karena melibatkan makhluk gaib. Sehingga, mengalami kecenderungan mental disorder, suatu jenis gangguan mental atau jiwa adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati atau kombinasi diantaranya.

Saat detikJatim bertandang ke pesarean maupun Keraton Gunung Kawi, masyarakat membantah jika tempat sudah disakralkan sejak lama itu adalah tempat untuk mencari pesugihan.

Masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kawi murni untuk bertafakur dan berdoa dengan berziarah ke makam Eyang Jugo dan Eyang Imam Sujono di pesarean Gunung Kawi.

"Banyak datang ke sini dari berbagai kota, bahkan dari luar negeri untuk berziarah. Bukan mencari pesugihan," tegas Kadir selaku Ketua RT di pesarean Gunung Kawi.

Hingga berita ini ditulis, detikcom masih mencoba meminta keterangan pihak Yayasan Ngesti Gondo terkait surat klarifikasi tersebut dan respons Universitas Brawijaya.

____________

Artikel ini telah tayang di detikJatim




(wkn/ddn)

Hide Ads