Gunung Padang merupakan situs yang masih menyimpan sejarah yang belum tersingkap. Tempat ini didatangi tak hanya peneliti dan pengunjung, tak jarang bagi orang yang ingin mencari kekayaan.
Gunung Padang berlokasi di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Tempat ini cukup jauh dari pusat Cianjur, bahkan sekitar 31 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih.
Dalam sejarah, Gunung Padang diduga merupakan tempat untuk memanjatkan doa bagi orang-orang yang membentuknya. Hingga kini, situs ini pun didatangi juga oleh para pengunjung, peneliti, ataupun wisatawan minat khusus yang ingin berdoa dan bermeditasi di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kunjungan detikcom ke Gunung Padang pada Sabtu (28/10/2023), juga terlihat wisatawan yang ingin bermalam di Gunung Padang. Mengingat saat itu bertepatan dengan akhir pekan juga gerhana bulan.
Aktivitas wisatawan minat khusus tersebut merupakan hal biasa di sini dan diperbolehkan. Namun, tak jarang ada juga pengunjung yang ingin menyalahgunakan tempat ini untuk melakukan ritual yang tidak sesuai dengan ajaran agama, misalnya untuk mendapatkan kekayaan ataupun mencari jabatan.
"Itulah manusiawi. Nah di sinilah kita harus, pintar-pintarnya saya, kami, harus bisa menyampaikan amanah ke beliau. Nggak sedikit, tadi yang dimaksud, saya tidak mau bicara A atau B lah, karena ini bicara publik. Yang jelas, banyak yang keliru. Tadi yang disampaikan, mohon maaf, saya tidak setuju orangnya datang ke sini yang niatnya itu (menyalahgunakan)," ujar Polisi Khusus Gunung Padang, Nanang Sukmana, kepada detikcom di lokasi, Sabtu (28/10/2023).
Nanang menjelaskan hal itu dilarang karena bersinggungan dengan kemusyrikan dan kesyirikan. Ia yang kerap kali memandu dan menceritakan sejarah Gunung Padang kepada wisatawan justru menyebut tempat ini menyimpan begitu banyak keilmuan, alih-alih mitos.
"Siapapun silahkan datang ke sini, mau siang, mau malam. Tapi ini dijadikan ajang ilmu pengetahuan, Ilmu tambahan, Ilmu apa? Itu saya bilang tadi. Mau mengkaji ilmu arkeologi, mau mengkaji ilmu geologi, mau mengkaji ilmu astronomi, antropologi, ilmu sipil, mau mengkaji ilmu agama, mau mengkaji ilmu sejarah, ilmu budaya, ilmu tauhid, apa yang nggak ada di sini. Ini kaya akan ilmu. Makanya, apapun kita yang perlu kita ketahui, yang diperlukan adalah kami mengedepankan ilmu. Karena ilmu itu nomor satu," imbuhnya.
"Visi-misi saya sebagai penjaga Gunung Padang, bagaimana caranya, jadi situs ini diangkat menjadi sumber pengetahuan yang baik dan positif," lanjutnya.
Ia mengaku perlu menyaring wisatawan yang berkunjung ke Gunung Padang. Ia dan para pengelola juga perlu meluruskan wisatawan yang memiliki anggapan yang salah terkait situs ini.
"Tapi kalau salah, saya kasih tau dulu, mohon maaf, itu tidak boleh. Karena kami itu punya aturan. Tapi kalau konsepnya Seperti yang saya sarankan, baru saya antar," akunya.
"Diluruskan, contoh, ada orang yang tujuan ke sini itu ingin naik jabatan atau katakan sekarang ini (contoh) pilpres atau salah satu caleg lah. Bukan itu yang diharapkan di sini. Tapi untuk membuka jati dirinya. Ada juga orang yang, 'Pak katanya di sini bisa untuk kekayaan atau apa', itu perlu diuruskan, bukan seperti itu," kata dia.
Bagi mereka yang ingin melakukan kunjungan malam untuk berdoa dan bermeditasi tidak dilarang, tetapi traveler perlu didampingi oleh penjaga atau pengelola Gunung Padang. Untuk traveler yang ingin berkunjung di pagi hingga siang hari bisa datang pukul 08.00 -16.00 WIB.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit