Toko Merah di Kota Tua Jakarta kerap bikin penasaran bagi mereka yang melewatinya. Bangunannya mencolok, tetapi selalu tertutup.
Toko Merah adalah bangunan ikonik di sisi Kali Besar yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Bangunan itu nyentrik karena memiliki warna merah hati dan rupa bangunan yang terbuat dengan batu bata tanpa plester.
Bangunan ini dibangun nyaris tiga abad yang lalu oleh Gustaff Willem Baon van Imhoff pada tahun 1730. Selama 290 tahun, bangunan ini kerap berganti fungsi, yakni menjadi pertokoan, kantor, hingga terbengkalai dan saat ini sebagian ruangannya dijadikan kafe bernama RODE Winkel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya kafe ini menjadi oase sementara bagi wisatawan yang penasaran. Traveler dapat mengintip sedikit bangunan bersejarah ini dengan berkunjung ke kafe tersebut.
Namun, untuk keseluruhan bangunan Toko Merah hingga saat ini belum dapat diakses. Kendati telah bertamu di RODE Winkel, traveler belum dapat mengeksplorasi semua area gedung ini. Hal tersebut karena belum rampungnya terkait perbaikan, pembersihan, serta izin untuk pengunjung masuk ke area lebih dalam.
Kendati demikian, ada kabar baik bagi traveler yang jiwa penasarannya belum terpuaskan. Pasalnya, sebentar lagi akses itu akan dibuka untuk publik. Nantinya, memasuki area ini bisa dilakukan dengan membeli paket wisata walking tour.
"Iya nanti kedepannya ada seperti itu (masuk ke dalam). Sedang kita kaji November ini pertengahan mungkin sudah bisa kita open untuk publik untuk paket-paket wisatanya," terang General Manager RODE Winkle, Andreas Rizky, saat ditemui detikTravel di lokasi, Selasa (7/11/2023).
Selain itu, ia juga berujar bahwa akan mengembangkan paket tur yang tak hanya di Toko Merah, melainkan di beberapa bangunan cagar budaya yang ada di Kota Tua.
"Untuk nantinya sih ada karena kami akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk kita membuat suatu kegiatan atau paket-paket wisata yang bisa untuk datang ke beberapa bangunan cagar budaya di Kota Tua ini. Dari kami bekerja sama juga dengan pihak seperti guide yang ada di wilayah Kota Tua atau dengan Dinas Cagar Budaya yang ada di area Kota Tua," kata dia.
Pendirian kafe serta aktivitas ini ia klaim sebagai bentuk pelestarian bangunan Cagar Budaya ini yang dulunya lama tidak terpakai.
"Tujuannya ya sebenarnya supaya melestarikan bangunannya ya, karena kalau dibiarkan saja tidak ada perawatan, tidak ada kegiatan atau tidak dipakai untuk kegiatan pastikan bangunan itu tidak terurus lah akhirnya terbengkalai dan rusak akhirnya," katanya.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol