Salah satu permasalahan di Bali adalah minimnya angkutan umum serta belum merata. Padahal, Bali adalah tujuan favorit liburan di dunia.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti pelayanan angkutan umum di Provinsi Bali yang belum merata. Baik dari segi rute belum merata hingga pelayanan yang lambat.
"Jadi orang-orang yang tidak bepergian dengan angkutan umum (ada) berapa alasan? Satu, wilayah tidak terlayani angkutan umum, kedua ada layanannya tapi lambat kayak siput. Terus sekarang kalau cepat tapi biayanya yang tinggi," ujar Ketua MTI I Made Rai Ridharta saat ditemui seusai Focus Group Discussion (FGD) Perbaikan Angkutan Umum Perkotaan di Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (14/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, kata Rai, jika biaya lebih kecil serta waktu yang cepat dan nyaman, ia bisa memastikan masyarakat akan berpindah ke angkutan umum.
"Trans Metro kan baru beberapa beberapa wilayah yang terlayani, ada yang belum. Coba tanya orang yang wilayahnya tidak terlayani, pasti bilang tidak ada gunanya," kata mantan kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar itu.
Rai menyebut Bali merupakan daerah rangsang angkutan umumnya belum besar. Rai berpendapat masyarakat bisa tertarik jika angkutan umumnya menarik.
"Angkutan umum kita kan sementara baru menarik 30 persen, ini harapkan lebih ditinggi," kata dia.
Pemprov Bali diminta untuk segera memperbaiki sistem pelayanan angkutan umum. Menurut Rai, solusi mengatasi kemacetan di Bali adalah layanan angkutan umumnya harus baik.
"Masih cukup perjalanannya panjang, tapi kami ingin upaya-upaya ini terus dan ada peningkatan waktu ke waktu," ujarnya.
Rai juga tak mempersoalkan banyaknya perusahaan kendaraan bermotor yang terus memproduksi dan menjual ke masyarakat. Sebab, MTI hanya fokus pada penggunaan bukan melarang pembelian.
"(Misalnya) kami atur yang boleh lewat sini mobil listrik, lewat sini mobil kecil, nggak boleh truk, yang boleh lewat sini tidak boleh sepeda motor, itu namanya traffic management," ujar Rai.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Samsi Gunarta membenarkan kondisi tersebut. Ia beralasan pemerintah pusat sulit mengalokasikan dana untuk bus.
Lalu, Samsi mengungkapkan tidak ada untungnya naik bus selain dari sisi risk management. Pasalnya, jika masyarakat menggunakan angkutan umum rata-rata perjalanan menuju halte kurang lebih 20 menit.
"Kemudian nanti dari halte ke tujuan jadi 40 menit untuk jalan kaki, ini memang persoalan," kata Samsi.
"Ini situasi yang dihadapi trans sekarang, tapi mulai membaik. Tidak bisa kita harapkan benar kemudian masyarakat bisa begitu saja, karena ada problem," ujar Samsi dalam pemaparannya.
Halte Trans Metro Dewata dinilai bersifat maya, yang hanya diketahui sopir bus dan pemegang aplikasi TemanBus.
Angka kecelakaan di Bali tinggi
Kepala PT Jasa Raharja Bali Abubakar Aljufri menyebut penyebab tingginya angka kecelakaan di Bali dikarenakan minim angkutan umum. Saat ini jumlah korban per Oktober 2023 sebanyak 3.434 korban dengan jumlah santunan Rp 58,1 miliar.
"(Minimnya angkutan umum) Ya pasti, dengan tidak adanya angkutan umum mau tidak mau suka tidak suka dengan kasat mata kita bisa melihat bahwa anak SD saja kalau ke sekolahan mau naik apa kalau tidak pakai motor," kata Abubakar di Denpasar, Selasa (14/11/2023).
Abubakar menyebut jumlah kecelakaan di Bali hampir 85 persen korbannya adalah pengendara sepeda motor dengan usia produktif 17-50 tahun. Provinsi Bali juga masuk dalam 10 besar jumlah korban kecelakaan tertinggi se-Indonesia.
Abubakar menilai Pemerintah Provinsi Bali belum efektif terkait penyediaan layanan Trans Metro Dewata. "Belum lah, kami bisa lihat sendiri, teman-teman bisa lihat, apalagi di Kota Denpasar ya yang jumlah korban kecelakaan itu tertinggi," jelasnya.
Dia melihat tidak adanya angkutan umum atau angkutan pelajar yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Intinya, Abubakar mendorong Pemda untuk menyiapkan angkutan umum pada pelajar.
Padahal saat pandemi COVID-19, kasus kecelakaan di Bali turun drastis. Namun, pada 2022 meningkat dibanding 2021 sebesar 67 persen.
"Angka kecelakaan trennya tinggi dari tahun ke tahun. Ekonomi Bali sudah pulih sehingga angka kecelakaan semakin tinggi," ujar Abubakar.
Artikel ini telah tayang di detikBali.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol