Baru-baru ini, muncul spot baru di Malang bernama Wisata Parkir Kajoetangan di aplikasi Google Maps sebagai sindiran. Begini tanggapan dari Dishub Kota Malang.
Warga Malang menyampaikan kritik terkait parkir bahu jalan di kawasan Kayutangan Heritage. Mereka menandai spot itu di Google Maps dengan nama Wisata Parkir Kajoetangan.
Saat diklik, spot itu mengarahkan traveler ke arah Jalan Jendral Basuki Rahmat, Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang atau tepatnya dekat perempatan Rajabali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak pedestrian Kayutangan Heritage selesai dipercantik banyak warga yang datang ke sana, tapi kesulitan untuk parkir. Mereka pun parkir di pinggir jalan dan jadi masalah baru bagi warga.
"Wisata baru kota malang. Sebuah inovasi besar yg telah dilakukan oleh Pemkot Malang. Bisa Anda temui showroom kendaraan di malam hari. Tinggal booking, pilih tempat, pilih jukir model apa aja ada di sini. Buat warga luar kota malang, wajib ke sini deh pokoknya" ujar Reris VaXXX dalam ulasan Google Maps.
"Pelayanan ramah. Saat saya kesusahan mengambil motor yg berhimpitan dgn motor lain tidak ada percobaan membantu, tapi saat mau pergi... Dia datang dgn sempritannya dan meminta ongkos parkir. Terimakasih bintang 5 untuk pelayanan. H3h3" isi ulasan lain dari RenXX.
Tanggapan Dishub Kota Malang
Menanggapi kritik dari warga berupa spot bernama "Wisata Parkir Kajoetangan" di Google Maps, Dishub Kota Malang tidak memungkiri bahwa persoalan parkir di kawasan Kayutangan sampai saat ini belum terselesaikan.
"Kayutangan ini adalah destinasi baru yang cukup ramai dan banyak diminati masyarakat. Namun, memang sampai saat ini pemerintah daerah belum mampu menyediakan lahan parkir khusus," ujar Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra saat dihubungi, Senin (13/11/2023).
Ia mengatakan parkir tepi jalan di sepanjang kawasan pedestrian kayutangan sebenarnya hanya bersifat sementara. Mengingat banyaknya warga yang tertarik dengan Kayutangan sebagai landmark baru di Kota Malang membuat lahan parkir yang awalnya tersedia tidak mampu menampung.
"Sekarang ini, begitu cepatnya perkembangan perekonomian di situ, maka dibutuhkan tempat parkir. Karena sampai saat ini belum ada kami gunakan tepi jalan. Kalau ditiadakan sekarang (parkir tepi jalan) akan berdampak pada perekonomian dan investasi di kawasan itu," ujar Jaya sapaan akrabnya.
Jaya menyebut sebenarnya sudah menyediakan kantong parkir di beberapa titik, di antaranya depan masjid Jami, Kantor Pos, Ramayana hingga Sarinah. Tapi pada penerapannya warga memilih parkir di tepi jalan karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan titik tujuan.
"Masyarakat ini juga sulit, karena tidak mau parkir ditempat yang sudah disediakan yakni alun-alun malang, ada di Ramayana. Masyarakat ini maunya cari yang lebih dekat," ucap dia.
Terkait dengan persoalan lahan parkir untuk pengunjung Kayutangan, tengah ditemukan solusi dengan membangun dua titik parkir vertikal.
Pertama parkir vertikal di dekat Stadion Gajayana yang sedang dalam proses pembangunan dan titik parkir vertikal kedua berada di kawasan Jalan Majapahit.
"Kalau untuk parkir vertikal tiga tingkat di (dekat stadion) Gajayana masih dalam tahap pembangunan sedangkan untuk parkir vertikal di lahan kantor eks DLH (Jalan Majapahit) rencananya akan dibangun pada awal tahun 2024 nanti, perkiraan bulan Februari mulai berjalan," kata dia.
Jaya memastikan ketika 2 titik parkir vertikal itu rampung dibangun parkir tepi jalan di kawasan Kayutangan Heritage akan dikurangi. Pengunjung Kayutangan bakal diarahkan parkir di dua kantong parkir di dekat Stadion Gajayana dan di dekat Jalan Majapahit.
------
Artikel ini telah naik di detikJatim.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan