Seorang pilot pesawat pribadi menceritakan kehidupan sehari-harinya. Dibalik gaji besar, ada hal lain yang harus dikorbankan.
Adalah Eva Lucas, seorang pilot pesawat charteran. Ia bertugas untuk menerbangkan orang-orang ultra kaya dan VIP ke seluruh dunia.
Awalnya, Lucas menyukai traveling. Keluarganya menyarankan dia untuk mengambil kursus penerbangan pemula. Itu untuk menjajaki betulkah dia benar-benar ingin bergabung dalam sekolah penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itulah saya tahu terbang adalah hal yang ingin saya lakukan," kata Lucas, orang Prancis yang tinggal di Florida, kepada Business Insider.
Dari sejumlah sumber, disebutkan pelatihan untuk mendapatkan lisensi pilot berharga antara USD 6.000 sekitar Rp 93 juta dan USD 20.000 atau sekitar Rp 311 juta, dan lisensi komersial dengan harga sama.
Lucas sempat bekerja sebagai pengajar di mata pelajaran penerbangan di sebuah sekolah penerbangan di Tampa. Kemudian, dia ditawari pekerjaan sebagai pilot pesawat pribadi.
Setelah diterima, dia tidak langsung menerbangkan pesawat pribadi di perusahaan tempatnya bekerja. Dia menghabiskan satu bulan lagi untuk mempelajari cara menerbangkan jet Gulfstream.
"Gajinya mulai sekitar USD 60.000 sekitar Rp 932,9 juta," kata Lucas.
Lucas menambahkan gaji itu bervariasi tergantung pada ukuran jet dan peran pilot di kokpit.
Pilot karir bisa menghasilkan ratusan ribu dolar. Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan bahwa rata-rata gaji pilot AS pada tahun 2022 adalah USD 225,000 atau Rp 3,5 miliar.
Menjadi pilot jet pribadi bukanlah pekerjaan 9-5 atau jam kantor pada umumnya yang dimulai pukul 09.00 hingga 17.00. Lucas bekerja dengan jadwal 20-10, bukan mulai pukul 20.00 hingga 10.00 ya, tetapi dia bertugas selama 20 hari berturut-turut kemudian libur selama 10 hari.
Sepanjang 20 hari tersebut dia menjalani penerbangan dengan singgah lama di tujuan internasional atau mungkin terdapat banyak penerbangan kecil di seluruh Amerika, tergantung kepada klien. Selama 20 hari itu, Licas atau pilot pesawat charteran lain tidak melayani satu klien, bisa beberapa klien.
"Selama 20 hari itu, saya harus siap terbang kapan pun sesuai kemauan klien," kata Lucas.
"Jika kami mengadakan perjalanan pop-up, mereka akan menelepon kami dan kami harus pergi ke bandara," dia menambahkan.
Biasanya sih, Lucas atau pilot pesawat pribadi sudah mendapatkan jadwal di awal, tetapi dalam pelaksanaannya jadwal itu sering kali berubah.
Saat bertugas, semua akomodasi dan makanan sehari-harinya dibayar oleh perusahaan, ke mana pun tujuannya.
"Kami menginap di hotel Marriott dan mendapatkan USD 75 per hari untuk makanan domestik dan USD 125 per hari jika makanan internasional," kata Lucas.
"Saya suka memanjakan diri sendiri dan menikmati tempat-tempat menyenangkan bersama rekan kerja saya. Klien tidak mengundang kami untuk makan malam bersama mereka, namun dapat mengundang kami untuk melihat pertunjukan mereka atau alasan perjalanan mereka."
Lucas pernah ditugaskan terbang ke berbagai negara. Di antaranya, Korea Selatan, Prancis, Kolombia, Inggris, dan Karibia.
Kendati banyak enaknya, Lucas bilang ada sejumlah hal yang sering kali dirindukannya. Apalagi, waktu-waktu liburan, seperti natal dan tahun baru justru merupakan waktu favorit terbang para pelanggan.
"Ada hari-hari ketika saya berada di tempat yang kurang menarik, seperti kota yang sepi di Ohio, dan itu bisa bikin saya merindukan keluarga saya," kata Lucas.
"Saya merindukan pesta natal bersama keluarga, ulang tahun anggota keluarga saya, dan pergi bersama-teman-teman di waktu-waktu tertentu," dia menambahkan.
Selain kisah Lucas, berikut 10 berita terpopuler detikTravel lainnya:
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum