Hormati Korban Perang Israel-Palestina, Bethlehem Batalkan Perayaan Natal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hormati Korban Perang Israel-Palestina, Bethlehem Batalkan Perayaan Natal

bonauli - detikTravel
Selasa, 28 Nov 2023 12:47 WIB
Lampu Pohon Natal di Bethlehem Dimatikan (Image: Anadolu)
Ilustrasi Natal di Bethlehem (Anadolu Agency)
Bethlehem -

Perang Israel-Hamas membuahkan penderitaan di Jalur Gaza. Pertumpahan darah terjadi secara masif, perayaan Natal pun ditiadakan untuk menghormati korban perang.

Konflik Israel-Hamas pecah kembali pada 7 Oktober. Sejak itu, Israel melakukan serangan balasan yang serupa pembantaian.

Boleh dibilang semua kegiatan pariwisata di Israel terhenti. Semua turis diminta pulang dan kegiatan tur Holy Land dibatalkan. Agen travel Indonesia menjadi salah satu yang terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak sampai di situ, Natal yang biasanya semarak dengan berbagai perayaan pun akan ditiadakan. Bethlehem menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus, sehingga perayaan Natal di sana sangat semarak dan menarik banyak minat turis.

Pembatalan itu disepakati oleh para petinggi kepala gereja di Yerusalem. Kebijakan ini diumumkan lewat surat bersama yang ditandatangani pada 10 November.

ADVERTISEMENT

"Setiap tahun selama masa suci Advent dan Natal, komunitas Kristen di seluruh Tanah Suci sangat bergembira dalam persiapan untuk memperingati Natal. Perayaan ini biasanya melibatkan partisipasi dalam berbagai perayaan publik dan pertunjukan besar-besaran dengan dekorasi yang terang benderang untuk mengekspresikan kegembiraan atas tibanya Pesta Kelahiran Yesus," tulis surat itu dikutip dari Fox News pada Selasa (28/11/2023).

Namun sejak perang berkobar, suasana di Kota Bethlehem berubah drastis. Di sana hanya ada kesedihan dan penderitaan yang terlihat. Ribuan warga sipil yang tak berdosa menjadi korban.

"Masih banyak lagi yang berduka atas kehilangan rumah mereka, orang-orang yang mereka cintai atau nasib yang tak menentu dari orang-orang yang mereka sayangi. Di seluruh wilayah ini, banyak yang kehilangan pekerjaan dan menderita tantangan ekonomi yang serius. Namun, meskipun kami berulang kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, perang terus berlanjut," keterangan ditambahkan.

Para pemimpin gereja mengklarifikasi bahwa keputusan mereka untuk meniadakan keriuhan perayaan Natal dimaksudkan untuk menyoroti inti spiritual di tengah pertumpahan darah selama lebih dari sebulan.

"Oleh karena itu, Kami, para Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem, menyerukan kepada jemaat kami untuk berdiri teguh bersama mereka yang menghadapi penderitaan dan tidak melakukan aktivitas perayaan yang tidak perlu," tulis kepala gereja.




(bnl/ddn)

Hide Ads