Perhitungan Jumlah Wisatawan Disebut Keliru, Sandiaga Merespons

bonauli - detikTravel
Selasa, 28 Nov 2023 20:05 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin (27/11/2023). (Tangkapan layar Youtube Kemenparekraf)
Jakarta -

Data jumlah wisatawan yang dirilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) disorot karena cara perhitungan dinilai keliru. Sandiaga Uno menjelaskan patokan yang digunakan.

"Data wisman (turis) tidak akan ada perubahan, karena kami menghitungnya berdasarkan data kedatangan imigrasi dan country of nationality. Jadi, ini tidak akan berubah, targetnya sudah sesuai," kata Sandiaga dalam konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/11/2023).

Sementara itu, data wisatawan domestik diprediksi terus berubah. Jika awalnya Sandiaga mematok target bisa mendatangkan wisatawan sampai 10 ribu orang, kini dia bahkan percaya diri ada perubahan angka wisatawan domestik yang lebih sip.

"Kita berbangga, kita mungkin akan memiliki peluang menembus 11 juta, insyaallah," kata Sandiaga.

Sandiaga menegaskan menjelaskan bahwa perhitungan data wisatawan nusantara memiliki anomali antara target yang dihitung 1,2-1,4 juta dengan metode perhitungannya berdasarkan global positioning data yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kemenparekraf, dan penyedia layanan operator selular.

"Angkanya itu angka 600 enggak apple to apple dengan 1,2 dan 1,4 oleh karena itu kami berdiskusi dengan konsultan internasional position yang menyampaikan ini. Enggak mungkin karena kalau kita lihat secara kasat mata, pergerakannya udah sangat tinggi," kata dia.

Sandiaga berharap data ini akan sinkron dalam 1-3 bulan ke depan. Bisa jadi data yang sekarang akan berubah mengikuti acuan internasional atau justru sebaliknya.

"Ini harus disesuaikan, karena kami menyakini bahwa seluruh faktor pariwisata merasakan target wisatawan nusantara itu sudah terlampaui. Karena walaupun sebulan lagi, angka 100-200 juta pergerakan nataru ini akan menambahkan capaian yang berhasil kita bukukan selama 11 bulan sampai dengan akhir November ini," ujar dia.

Sebelumnya, penghitungan jumlah wisatawan asing dan domestik oleh Kemenparekraf dinilai tidak akurat. Pemerhati pariwisata, Profesor Azril Azahari, mengatakan bahwa perhitungan wisatawan seharusnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu khusus turis dan pelancong (wisatawan harian).

Dia berpendapat, turis atau wisatawan didefiniskan otomatis mengacu kepada pengunjung dengan lama tinggal, sedangkan ekskursionis (pelancong) adalah wisatawan harian.

Nah, dia menyebut bahwa data BPS soal turis yang datang bukan menghitung jumlah turis, tetapi pelancong. Artinya, tidak mempertimbangkan masa tinggal.

"Jadi ini masukan untuk Pak Menteri, supaya kita bisa bangkit, kita siap membantu dengan dasar ilmu pariwisata (penelitian)," kata dia.



Simak Video "Video: Momen Liburan Sandiaga di AS Setelah Tak Lagi Jadi Menparekraf"

(bnl/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork