Tipe Letusan Gunung Marapi, Kali Ini Mematikan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tipe Letusan Gunung Marapi, Kali Ini Mematikan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 04 Des 2023 12:39 WIB
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Gunung Marapi (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta -

Gunung Marapi memang berstatus gunung api aktif. Namun, erupsi kali ini sangat berbeda dan mematikan.

Gunung Marapi juga merupakan salah satu yang paling aktif di Pulau Sumatera. Kali ini, letusan tidak bisa diprediksi dan menelan jiwa belasan pendaki.

"Menurut PVMBG, erupsi Gunung Marapi pada tahun 2017 berupa erupsi freatik. Untuk letusan saat ini menunggu pernyataan dari PVMBG saja," kata Ruslan Budiarto, pengurus pusat Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia(APGI), kepada detikTravel, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbedaannya letusan saat ini karena terlihat dari video yang beredar, adanya aliran awan panas, di mana ini tida terjadi sebelumnya," dia menambahkan.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa sebanyak 11 pendaki tewas akibat terdampak erupsi Gunung Marapi. Adapun, 49 pendaki berhasil diselamatkan.

ADVERTISEMENT

Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumatera Barat Abdul Malik mengatakan jumlah survivor yang berhasil didata tim gabungan yakni sebanyak 75 orang. Di mana, 49 orang di antaranya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.

Sebagian dari pendaki yang dievakuasi tersebut dibawa ke rumah sakit di Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara, beberapa pendaki telah kembali ke rumah masing-masing.

Begitu mendengar Gunung Marapi meletus, APGI bergerak cepat melakukan mitigasi. Mereka langsung ke lokasi melakukan penanganan darurat, menyiapkan APD, helm, dan masker gas beracun.

Ruslan menyebut mayoritas pendaki yang meninggal dunia merupakan pendaki pemula dan tidak memakai jasa para guide.

"Pendaki newbie atau baru, yang meninggal usianya antara 20-30 tahun. Tim masih identifikasi korban yang meninggal tersebut," kata dia.

"Letusan kali ni kebetulan bertepatan dengan hari libur atau weekend dan banyak kunjungan. Apa lagi terdapat banyak pendaki yang tidak melakukan registrasi di Pos Pendakian," kata Ruslan.




(msl/fem)

Hide Ads