Kelakuan penumpang satu ini tak patut ditiru. Dengan santai dia mengatakan membawa bom ke dalam pesawat untuk menghilangkan gugup terbang.
Dilansir dari Messenger News, Jumat (8/12/2023) pria asal Rhode Island didakwa setelah membuat ancaman dengan memberikan informasi bahwa dia membawa bom ke pesawat. Dia pun terancam hukuman hukuman 5 tahun jika memang terbukti bersalah.
Evan dan pacarnya dalam penerbangan Breeze Airways yang berangkat dari Orlando, Florida menuju Providence, Rhode pada hari Selasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum pesawat lepas landas, Evan bertengkar kecil dengan pacarnya. Berdasarkan pengaduan pidana, penumpang lain mendengar Evan mengatakan dia akan "menyalakan vape" dan temannya menyuruhnya berhenti.
Evan terus mengoceh hal-hal yang membuat tak nyaman. Dia berkomentar bahwa dia belum pernah mendengar tentang Breeze Airways dan dia berharap pesawatnya tidak jatuh. Evan menambahkan bahwa mereka akan "pergi bersama angin," menurut laporan itu.
Dia terus mempertanyakan keamanan dari maskapai hingga membuat mantan pacarnya jenuh dan menyuruhnya untuk diam. Bahkan penumpang lain yang bersama mereka minta pindah duduk.
Dalam laporan dikatakan, Evan dan pacarnya putus. Si wanita berulangkali memberitahu dirinya bahwa hubungan mereka telah berakhir dan menyuruh Evan untuk menjauh. Lalu pacarnya mengatakan bahwa Evan menumpahkan air kepadanya dan memanggilnya jalang.
Pesawat pun mulai lepas landas. Kemudian Evan beranjak dari tempat duduknya dan berkata ingin turun dari pesawat. Dengan gamblangnya dia menuduh mantan pacarnya membawa bom di pesawat.
Pramugari pun langsung mengatakannya kepada pilot. Penerbangan pun langsung dialihkan ke Bandara Internasional Jacksonville.
Seorang pramugari mengatakan kepada penyelidik bahwa Evan menyeringai ketika pengumuman bahwa pesawat tersebut dialihkan. Saat mendarat, semua penumpang terpaksa meninggalkan pesawat dan anjing pendeteksi bom dipanggil untuk mencari. Tetapi mereka tidak menemukan bom.
Evan dan pacarnya pun ditahan. Dalam introgasi, Evan menyangkal bahwa dia menyebutkan 'bom' dan bersikeras jika yang dikatakannya adalah 'tenang'. Dia juga menuduh penumpang lain salah dengar karena dia memang sering bercanda seperti itu.
Padahal pramugari dan seorang polisi yang sedang tak bertugas mendengar jelas jika dia menyebutkan 'bom'. Akhirnya dia mengakui menggunakan kata bom.
Dia melakukan itu karena ia gugup terbang dan membuat lelucon. Dia juga sangat ingin turun dari pesawat karena baru saja putus dari pacarnya dan tak lagi ingin ke Rhode Island.
Menjelang akhir wawancara, penyelidik mengatakan Evan menanyakan seberapa besar kesulitan yang dia alami. Dia pun didakwa menyampaikan informasi palsu dan ancaman terkait kepemilikan bahan peledak di pesawat. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman maksimal lima tahun penjara federal.
Penumpang yang tersisa dalam penerbangan melanjutkan ke Providence keesokan paginya.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol