Pendopo bertekad untuk turut mengembangkan produk lokal dan pelestarian budaya Indonesia. Bahkan, bertekad untuk menjadi rumah UMKM nusantara.
Pendopo merupakan merek usaha Kawan Lama Group yang menjadi rumah bagi UMKM lokal. Lahir pada 2011 dengan slogan "Ragam Satu Negeri", Pendopo selalu berkomitmen untuk mendukung produk lokal dan pelestarian budaya Indonesia.
Hingga saat ini, Pendopo telah menggaet lebih dari 200 UMKM dan mengkurasi lebih dari 5000 produk, mulai dari kuliner, kriya, dan fesyen
Dalam menjalankan bisnisnya, Pendopo selalu berharap mempunyai efek menyebar yang terdiri dari tiga fokus. Pertama adalah produk. Pada fokus ini Pendopo akan melakukan kurasi dan pengembangan produk UMKM lokal.
Fokus kedua adalah people. Kehadiran Pendopo diharapkan mampu menghubungkan kerja sama, baik itu dengan seniman, pemerintah, dan designer. Fokus ketiga adalah nation. Pendopo hadir untuk membantu UMKM lokal dalam memperkenalkan dan memasarkan produk UMKM lokal.
Tak hanya melakukan proses jual beli, namun Pendopo selalu berkomitmen untuk membina UMKM lokal, mulai dari packing dan izin usaha sehingga kesejahteraan UMKM lokal akan meningkat.
Tasya Widya Krisnadi, direktur Pendopo, menjelaskan bahwa program pemberdayaan masyarakat, khususnya produsen produk lokal adalah wujud nyata komitmen dari Pendopo terhadap pelestarian budaya.
"Salah satu wujud upaya Pendopo dalam pelestarian budaya adalah program pemberdayaan masyarakat, khususnya produsen produk budaya lokal. Tahun lalu kami sudah melakukan kegiatan ini bagi para penenun ikat Sikka di Kabupaten Sikka, NTT," ujarnya.
Tak berhenti dalam mendukung produk lokal, tahun 2023 Pendopo kembali melakukan pendampingan dan pelatihan untuk UMKM Tekstil dan Pakaian di Kabupaten Buleleng.
"Pada program ini kita berfokus pada bagaimana meningkatkan keterampilan penjahit, jumlahnya ada sekitar 40 orang. Tidak hanya penjahit, tapi ada ibu rumah tangga dan pelajar," ujar Tasya.
Dalam proses pendampingan UMKM, salah satu poin utama yang diangkat oleh Pendopo adalah sustainable fashion. UMKM dibina untuk menciptakan produk turunan dari kain sisa produksi menjadi beragam aksesori berupa tas, gelang, dan anting-anting sehingga tidak berdampak negatif bagi lingkungan.
Perjalanan Pendopo dalam membina UMKM nusantara tak selalu berjalan mulus. Tasya Widya Krisnadi menceritakan terdapat beberapa kendala yang ia alami selama membina UMKM nusantara.
"Banyak sih kendalanya, pertama yang paling besar adalah mengenai kontinuitas barang, produksinya masih bergantung pada alam, standarisasi produk yang masih berbeda-beda, dari segi izin harus SNI atau BPOM, dan digitalisasi," kata dia.
Tasya Widya Krisnadi menjelaskan pihaknya membuat sebuah katalog produk untuk mengatasi standarisasi produk yang masih berbeda-beda. Pendopo juga membantu memperbaiki jenis kemasan yang digunakan agar lebih kuat dan colourfull.
Berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Buleleng, Tasya dan tim juga membantu UMKM lokal untuk mendapatkan izin dari produk yang dihasilkan.
Julukan rumah bagi UMKM lokal adalah julukan yang cocok untuk Pendopo.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda