Dua orang pria Amerika Serikat telah didakwa membunuh sekitar 3.600 ekor burung. Perbuatan itu dilakukan secara ilegal, termasuk ke spesies dilindungi.
Dilansir dari BBC, Senin (18/12/2023), Simon Paul dan Travis John Branson diduga telah menembak burung-burung tersebut selama beberapa tahun. Mereka juga menjual bagian tubuh serta bulu-bulunya di pasar gelap.
Mereka didakwa melakukan konspirasi, melanggar Undang-Undang Perlindungan Elang Botak dan Elang Emas, dan perdagangan ilegal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua orang tersebut diperintahkan untuk hadir di pengadilan pada bulan Januari.
Dakwaan yang dirilis pada hari Rabu menuduh mereka membunuh burung-burung di Flathead Indian Reservation di Montana barat dan di tempat lain.
Surat dakwaan tersebut mengatakan bahwa Branson mengirim pesan yang menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa ia telah "melakukan tindak kriminal" dan "melakukan pembunuhan". Juga pasangan tersebut menjual burung dan bulunya dengan harga yang sangat mahal.
![]() |
Pada satu titik, kedua pria itu meletakkan bangkai rusa untuk menarik perhatian burung-burung itu sebelum menembaknya.
Surat dakwaan tersebut mencantumkan 13 kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Elang, namun jaksa tidak menyebutkan jenis burung apa saja yang dibunuh oleh kedua orang tersebut. Atau, apakah banyak burung yang langka atau terancam punah.
Branson (48), tinggal di negara bagian Washington dan Paul (42) berasal dari sebuah kota di Montana yang dekat dengan Reservasi Flathead.
Keduanya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar dan dokumen pengadilan tidak mencantumkan pengacara untuk kedua orang tersebut.
Elang botak adalah burung nasional Amerika Serikat dan digambarkan pada mata uang dan stempel nasional.
Burung ini terancam punah di banyak tempat pada pertengahan abad ke-20 karena perburuan, hilangnya habitat dan penggunaan DDT, sebuah insektisida yang membuat burung ini tidak dapat bertelur dengan cangkang yang kuat. Penggunaan DDT dilarang pada tahun 1972.
Menurut Dinas Perikanan dan Margasatwa AS, hanya ada 417 pasangan elang botak yang diketahui ada pada tahun 1963. Upaya konservasi membuat burung ini kembali berkembang dan tidak lagi dianggap terancam punah.
Tuduhan konspirasi dan perdagangan berimplikasi pada hukuman penjara maksimum lima tahun. Lalu, pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Elang dapat dihukum satu tahun penjara, ditambah denda.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol