Thailand lagi-lagi gagal soal strategi pariwisata. Pajak turis sebesar 300 baht atau sekitar Rp 133 ribu yang digaungkan sudah lama tertunda dan tak ada harapan untuk dijalankan.
Dilansir dari The Thaiger pada Jumat (21/12/2023), Perdana Menteri Srettha Thavisin mempelopori skema baru, yaitu asuransi perjalanan sebesar 500.000 baht untuk cedera ringan dan 1 juta baht jika terjadi kecelakaan fatal.
Asuransi perjalanan ini dirasa lebih pas di tengah meningkatnya kekhawatiran saat traveling di Thailand. Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand sedang menyusun blueprint asuransi tersebut sebagai perlindungan wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian juga mengusulkan rencana kompensasi kasus per kasus dengan menggunakan anggaran sebesar 50 juta baht untuk insiden seperti penembakan massal di Siam Paragon atau kematian tragis turis yang ditolak oleh RS swasta.
Namun, karena skema ini baru pertama kali direncanakan, PM bersikeras untuk memperluas cakupan asuransi untuk semua wisatawan. Kementerian akan berkonsultasi dengan otoritas terkait dan Kantor Komisi Asuransi untuk merancang rencana dan anggaran yang komprehensif.
Dalam upaya memperkuat keselamatan wisatawan, PM Srettha juga meminta kerja sama antara kementerian dan Kepolisian Kerajaan Thailand untuk mengawasi polisi imigrasi dan polisi pariwisata.
Skema ini disambut baik oleh Marisa Sukosol Nunbhakdi, presiden Asosiasi Hotel Thailand. Ia menyatakan bahwa menyediakan asuransi perjalanan untuk semua wisatawan asing akan meningkatkan kepercayaan diri turis untuk liburan ke Thailand.
"Kiranya pemerintah bisa secara transparan menguraikan jumlah kompensasi berdasarkan berbagai jenis penyakit dan cedera, untuk memastikan kejelasan bagi wisatawan," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan