Sebuah video TikTok baru saja menjadi perbincangan mengenai apakah penumpang perlu memakai tabir surya di dalam pesawat.
Video yang membahas terkait penggunaan tabir surya di dalam pesawat tersebut diposting oleh mantan pramugari Australia, yang dikenal dengan nama Kayla. Videonya memperingatkan netizen terkait bahaya tersembunyi dari sinar UV yang tak disadari ketika di pesawat.
Video tersebut menarik perhatian warganet dan telah ditonton lebih dari 40 ribu kali.
"Sinar UV di atas sana sangat tinggi. Saya sangat rajin memakai tabir surya sebelum penerbangan dan selama penerbangan," kata dia dalam video itu.
"Kita harus memperhatikan ini," dia menambahkan.
Video tersebut menimbulkan beragam respons, banyak netizen yang baru tahu terkait hal itu dan langsung mempercayainya. Namun, ada pula warganet yang berkomentar dengan nada bercanda.
"Omg, ini tidak pernah terpikir oleh saya!," tulis netizen.
"Saya mungkin akan naik pesawat untuk berjemur," ujar netizen bercanda.
Lalu, apakah saran tersebut benar? Apakah awak kabin maupun penumpang khususnya yang duduk di dekat jendela perlu menggunakan tabir surya atau sunscreen?
@kayla.zck We need to be onto this🫶 #travelvlog #travelsecrets #cabincrewstories #skincaretips #sunscreen ♬ original sound - kayla
Melansir Stuff.co.nz, rabu (20/12/2023), Ben Liley adalah seorang ilmuwan atmosfer di stasiun penelitian Lauder NIWA di Central Otago yang meneliti tentang radiasi ultraviolet selama lebih dari 30 tahun.
Penelitian
Dalam penelitiannya dulu, dia telah berkolaborasi dengan Petugas Medis untuk Air New Zealand, Dr Nicola Emslie, untuk mengukur spektral UV di kokpit pesawat. Hal ini dilakukan setelah sebuah laporan pada tahun 2015 yang mengatakan bahwa tingkat melanoma pada awak pesawat terkadang 50% lebih tinggi daripada populasi umum.
Namun, temuan tersebut tidak dapat secara pasti disebabkan oleh paparan sinar UV selama penerbangan atau jika terjadi di darat selama bekerja atau bersantai.
Di sisi lain, Liley mengatakan kepada Stuff Travel bahwa penting untuk mengenali berbagai bentuk UV - terutama UVA dan UVB.
"Cahaya tampak memiliki panjang gelombang dari 700 nanometer (cahaya merah) hingga 400 nm (ungu). Cahaya ultraviolet (UV) dari 400 nm hingga 315 nm disebut UVA, dari 315 nm hingga 280 nm adalah UVB, dan dari 280 nm hingga 100 nm adalah UVC," ucap Liley.
"Semakin panjang pendek gelombangnya, semakin merusak, tetapi UVC sepenuhnya terhalang di atmosfer bagian atas sehingga tidak mencapai permukaan bumi, atau bahkan pesawat di ketinggian penerbangan. Bahaya UV yang utama adalah UVB, tetapi UVA juga dapat membahayakan jika terpapar dalam waktu lama," ujar dia.
Penelitian itu melibatkan spektrometer UV dan beberapa lencana dosimeter UV elektronik pada sejumlah penerbangan Air New Zealand, mengukur radiasi UV melalui jendela kokpit yang berbeda.
Hasil yang ditemukan adalah bahwa transmisi UV melalui kaca depan tidak ditemukan berkat kaca depan yang dilaminasi dengan baik. Laminasi tersebut berhasil menghalangi UVA dan UVB, tetapi beberapa jendela samping memancarkan UVA di atas 340 nm.
"Kesimpulannya adalah bahwa selama penerbangan yang panjang, ada beberapa risiko yang meningkat," kata Liley.
Dia juga menyebut mendengar secara anekdot bahwa petugas medis di maskapai penerbangan dapat membedakan pilot dan co-pilot dari sisi wajah mereka yang lebih kecokelatan.
Simpulan
Penelitian ini tidak mengeksplorasi UV dalam kabin pesawat, tetapi Liley mengatakan bahwa kaca jendela biasa menghalangi sekitar 95% UV eritematik (sinar matahari), dan jendela pesawat dapat diharapkan untuk mencapai setidaknya hal yang sama.
"Intensitas UV di luar pada ketinggian penerbangan lebih tinggi daripada di permukaan Bumi, dan dapat ditingkatkan oleh pantulan dari awan di bawahnya. Sama seperti di permukaan Bumi, intensitas UV eritemal paling besar ketika matahari berada di atas kepala dan sinar matahari memiliki jalur yang lebih pendek melalui lapisan ozon," kata dia.
"Di dalam kabin, Anda mungkin akan lebih khawatir ketika sinar matahari yang terang masuk dari arah bawah. Meskipun kandungan UVB akan rendah, namun UVA masih bisa tinggi. Jika Anda berada dalam penerbangan yang panjang dan tidak teduh, mungkin ada manfaat dari tabir surya, tetapi pastikan tabir surya tersebut adalah tabir surya yang memblokir UVA," dia menambahkan.
Selain itu, ia juga mengingatkan penggunaan tabir surya ini tak hanya dilakukan dalam penerbangan, namun juga ketika traveler tiba di tempat tujuan yang cerah.
Simak Video "Video: Turki Bakal Denda Penumpang yang Berdiri Sebelum Pesawat Berhenti"
(wkn/pin)