Venesia lagi-lagi menambah kebijakan terkait pariwisata. Kalau kemarin soal tiket masuk, sekarang peraturan soal jumlah turis yang masuk.
Dilansir dari BBC pada Rabu (3/1/2024), Pemerintah akan melarang penggunaan pengeras suara untuk turis berpemandu yang datang dalam jumlah besar. Pengeras suara dilarang karena dapat menimbulkan kebingungan dan gangguan.
Untuk itu, kelompok tur juga kena pembatasan. Tiap tur tidak boleh lebih dari 25 orang, sehingga penggunaan pengeras suara tidak lagi diperlukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan ini akan mulai berlaku pada bulan Juni. Kebijakan pelarangan pengeras suara dan pembatasan jumlah anggota tur wisata menjadi salah satu upaya Venesia dalam mengurangi dampak pariwisata massal di kota Italia.
Pariwisata massal diakui sebagai masalah mendesak Kota Kanal. Kota yang di kelilingi air ini menjadi salah satu tempat wisata favorit di Eropa.
Pada bulan September, Venesia menyetujui uji coba tiket masuk sebesar Euro 5 untuk pengunjung harian. Tiket ini menjadi alat pantau kota dalam melakukan pembatasan jumlah turis harian.
"Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan manajemen kelompok yang terorganisir di pusat kota bersejarah ini," ujar Elisabetta Pesce, pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan kota.
Venesia adalah kota yang berukuran 7,6 km persegi. Namun kota ini bisa menampung hampir 13 juta wisatawan pada tahun 2019, menurut lembaga statistik nasional Italia. Jumlah pengunjung diperkirakan akan melebihi tingkat sebelum pandemi di masa depan.
Ramainya turis juga membuat warga Venesia jengah. Banyak penduduk yang memilih pergi dari sana karena nilai ekonomi mulai beranjak naik sesuai kebutuhan turis.
Hal ini terlihat dari banyaknya rumah-rumah yang disewakan untuk turis bukan dijual untuk warga. Bahlan jumlah tempat tidur untuk wisatawan meningkat menjadi lebih dari 50.000 unit. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah penduduk setempat.
Pada bulan Juli, para ahli UNESCO mengatakan bahwa Benesia harus dimasukkan dalam daftar warisan dunia yang terancam punah. Perubahan iklim dan pariwisata massal menjadi ancaman dari perubahan itu.
Namun saran ini ditolak oleh pemerintah Venesia, mereka berjanji untuk melakukan perbaikan dalam sistem pariwisata. Kebijakan-kebijakan ini menjadi salah satu cara Venesia melestarikan kotanya yang hampir tenggelam.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum