Kejadian unik dalam penerbangan menjadi viral belakangan ini, saat hanya ada dua penumpang dalam satu pesawat di kelas ekonomi. Pertanyaannya, mengapa pesawat tetap terbang kendati kosong?
Jumlah penumpang dalam moda transportasi sangat berpengaruh terhadap keuntungan ataupun pendapatan moda tersebut. Dalam setiap perjalanan, ada biaya operasional yang harus dibayar, mulai dari sopir atau pilot, juga bahan bakar, serta biaya penyusutan dan pemeliharaan.
Namun, baru-baru ini seorang ibu dan anak, yakni Kimmy Chedel (59) dan Zoe Doyle (25), mendapatkan pengalaman unik setelah penerbangan di kelas ekonomi dengan Emirates Airlines hanya diisi oleh mereka berdua. Kejadian tersebut ketika mereka terbang dari Bandara Internasional Seychelles di Republik Seychelles menuju Dubai (untuk transit).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka terlihat berpesta dan membuat keseruan dengan awak kabin untuk membunuh kejenuhan. Bahkan, Zoe sempat tiduran di lantai pesawat sambil memperagakan gerakan seolah di salju. Walau di kelas ekonomi, namun pengalaman tersebut layaknya jet pribadi.
Lalu, mengapa pesawat tersebut tetap meluncur di tengah banyaknya kursi yang kosong?
Melansir Stuff.co.nz, NZ Airports mengatakan bahwa penerbangan dengan hanya satu atau dua penumpang sangat jarang terjadi saat terbang di dalam negeri. Di sisi lain, penerbangan dan sampai tepat waktu sangat penting. Khususnya bagi bandara untuk mengelola ketersediaan gerbang dan layanan ke pesawat.
"Salah satu alasan maskapai penerbangan terbang dengan jumlah penumpang yang sangat sedikit adalah untuk mempertahankan 'slot' yang sangat berharga, atau waktu kedatangan dan gerbang di bandara yang sibuk atau ramai," ujar juru bicara NZ Airports, Steve Riden.
"Hak atas slot yang sangat diinginkan ini akan diperpanjang dari tahun ke tahun berikutnya, namun hanya jika maskapai menggunakan slot tersebut dengan baik - setidaknya 80 persen dari waktu yang dijadwalkan," terangnya.
Riden mengatakan bahwa Air Traffic Control juga ingin memiliki jadwal kedatangan dan keberangkatan yang teratur dan terencana.
Di sisi lain, General Manager Domestik Air New Zealand, Iain Walker, menyebut masih menjalankan layanan yang juga tidak penuh. Namun, hal itu ditujukan untuk menempatkan pesawat dan awak di tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Dan hal ini disebut sebagai penerbangan reposisi.
Artikel itu menjadi yang terpopuler di detikTravel kemarin. Di urutan kedua soal pemakaian setrika di kamar hotel dan diikuti ular di kabin pesawat AirAsia. Melengkapi lima besar Penumpang Makan di Tarmak Saat Pesawat Delay, Maskapai Didenda Rp 2,2 M dan Viral! Bule Bali Adu Mekanik Saat Melukat di Tirta Empul.
Berikut 10 besar artikel terpopuler detikTravel pada Jumat (19/1/2024):
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan