Kebutuhan akan internet di luar negeri bisa jadi sangat vital untuk traveler masa kini. Terutama di Rusia, jangan pernah sekali-kali melakukan hal sepele ini jika tidak ingin dipenjara.
Menyitir CNN, Rabu (13/3/2024), Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman 10 hari penjara kepada seorang mahasiswa Rusia. Itu hanya karena menamai router Wi-Fi miliknya dengan slogan pro-Ukraina, demikian dilaporkan media Rusia.
Mahasiswa Universitas Negeri Moskow yang diidentifikasi oleh RIA sebagai Oleg Tarasov, telah mengubah nama jaringan WIFI-nya menjadi "Slava Ukraina," yang diterjemahkan menjadi "Glory to Ukraine" dalam bahasa Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama itu sebuah penghormatan nasionalis yang telah menjadi seruan selama perang Rusia di Ukraina, demikian menurut saluran berita independen Telegram Rusia, Ostorozhno Novosti.
Mahasiswa tersebut dinyatakan bersalah atas tuduhan propaganda dan "menunjukkan simbol-simbol Nazi di depan umum" oleh Pengadilan Distrik Nikulinsky, Moskow dan pihak berwenang menyita router-nya, demikian yang dilaporkan oleh media pemerintah RIA.
Perbedaan pendapat telah dilarang di Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Lebih dari 260 orang saat ini sedang menjalani hukuman penjara di negara ini karena kejahatan yang berkaitan dengan sikap anti-perang, menurut kelompok hak asasi manusia Rusia OVD-Info, dan telah mencatat lebih dari 20 ribu penahanan.
Baca juga: Whistleblower Kasus Boeing Ditemukan Tewas |
Dikatakan pula bahwa fenomena penindasan semakin terlihat jelas dalam beberapa minggu terakhir, setelah kematian kritikus Kremlin Alexey Navalny di sebuah penjara Rusia di utara Lingkaran Arktik pada pertengahan Februari lalu.
Mengekspresikan dukungan untuk tokoh oposisi Rusia, yang gerakannya dilarang oleh pemerintah karena dianggap ekstremis, bisa sangat berbahaya efeknya.
Media pemerintah Rusia sebagian besar mengabaikan kematiannya, sementara ratusan orang dilaporkan ditahan karena hadir di pemakaman darurat dalam gelombang penangkapan terbesar pada acara-acara politik di negara itu dalam dua tahun terakhir.
Di tengah kehadiran polisi yang ketat, ribuan pelayat dan beberapa di antaranya meneriakkan "Putin adalah pembunuh" atau "tidak untuk perang", menentang ancaman penangkapan dan berkumpul di pemakaman Navalny di Moskow pada awal bulan ini.
Sedikitnya 103 orang ditahan di 20 kota di Rusia, demikian laporan OVD-Info. Ratusan orang berbondong-bondong mendatangi makamnya di Pemakaman Borisovsky di Moskow dan meletakkan bunga.
Polisi anti huru-hara hadir, menggeledah dan merekam para pelayat dan membuat mereka melewati detektor logam.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol