Badan Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA) melakukan penyelidikan terkait pesawat Boeing 737 Max 9. Hasilnya, mereka temukan sederet masalah.
Melansir dari The New York Times, Rabu (13/3/2024), pesawat itulah yang pintunya meledak pada Januari lalu.
Berdasarkan audit yang dilakukan selama enam minggu, internal FAA mengungkapkan deretan masalah yang ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan ini dimulai setelah sebuah panel pintu terlepas dari penerbangan Alaska Airlines. Pekan lalu, badan tersebut mengumumkan telah menemukan beberapa contoh di mana Boeing dan pemasoknya, Spirit AeroSystems, gagal mematuhi persyaratan kontrol kualitas. Meski begitu, belum ada rincian terkait temuan tersebut.
Sejak insiden Alaska Airlines, Boeing berada di bawah pengawasan ketat terkait kontrol kualitasnya. Temuan-temuan ini menambah bukti terkait adanya penyeimpangan manufaktur di perusahaan tersebut.
Dalam pemeriksaan tersebut, FAA melakukan 89 audit produk, itu adalah jenis tinjauan yang melihat aspek-aspek proses produksi. Ternyata, dari sejumlah tersebut, Boeing hanya lulus 56 audit dan gagal dalam 33 audit. Selain itu, terdapat 97 kasus dugaan ketidakpatuhan yang dilakukan Boeing.
Sementara itu, FAA juga melakukan 13 audit produk kepada produk Spirit AeroSystems. Adapun supplier ini yang membuat badan pesawat 737 Max. Hasilnya, enam dari audit tersebut dinyatakan lulus, namun tujuh audit lainnya gagal.
Dalam contoh temuan, FAA melihat mekanik Spirit AeroSystems mengoleskan sabun cair Dawn ke segel pintu sebagai pelumas dalam proses pemasangan. Segel pintu kemudian dibersihkan dengan kain katun tipis basah. Dalam dokumen laporan tersebut, dituliskan bahwa tidak jelas mengenai spesifikasi atau tindakan apa yang harus diikuti atau dicatat oleh mekanik.
Baca juga: Whistleblower Kasus Boeing Ditemukan Tewas |
Pada akhir Februari lalu, FAA memberi Boeing waktu selama 90 hari untuk mengembangkan rencana peningkatan pengendalian kualitas. Dalam waktu berdekatan, terdapat laporan panel ahli mengenai Boeing menemukan 'keterputusan' antara manajemen senior dan karyawannya terkait budaya keselamatan.
Kongres AS telah mewajibkan laporan panel tersebut setelah dua kecelakaan pada 2018 dan 2019. Kedua kecelakaan tersebut melibatkan pesawat Boeing 737 Max dan menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat dengan total 346 orang.
Merespons laporan The New York Times dan laporan panel ahli, Boeing menyebut pihaknya terus menerapkan perubahan dan mengembangkan rencana tindakan komprehensif untuk memperkuat keselamatan dan kualitas.
"Kami benar-benar fokus untuk mengambil tindakan signifikan dan terbukti dengan transportasi di setiap kesempatan," ucap Boeing dalam pernyataan.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol