Pasar Santa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan masih menyenangkan kendati tidak seramai dulu. Tak cuma kuliner dan kopi, kios musik dan buku ada di sini.
Pada Rabu (6/3/2024), detikTravel singgah ke Pasar Santa. Basement masih serupa dulu, berbagai kios sayur mayur, buah-buahan, sembako, daging, ayam, dan ikan ada di sini.
Bersih dan tertata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada siang hari situasi di lantai ini cukup longgar. Menurut Ahmad, salah satu pemilik kios di lantai basement Pasar Santa, daerah lantai dasar itu lebih ramai pengunjung pada Sabtu, Minggu, dan Senin pagi.
Kendati sempat drop di masa pandemi, kini pendapatan para pedagang sudah mulai membaik karena jumlah pengunjung semakin ramai.
![]() |
"Paling ramai ya bisa sampai Rp 3 juta. Itu baru transaksi di sini saja, satu kios. Kalau sepi ya di sini paling Rp 500 ribu," kata Ahmad.
Jam buka tutup kios berbeda-beda. Rata-rata kios pada lantai basement memiliki jam buka pukul 05.00 WIB - 18.00 WIB.
Naik ke lantai 1, traveler bisa menemukan beberapa penjahit, toko perhiasan, toko bangunan, hingga toko elektronik. Meskipun toko yang ada beragam, aktivitas pada lantai 1 juga tidak terlalu padat di siang hari.
![]() |
Di sini tersedia beberapa pos informasi. Satpam juga terlihat berkeliling mengawasi keadaan sekitar.
Suasana pasar berubah ketika menaiki lantai 2. Aura vintage terasa di lantai ini.
Lantai 2 memang menjadi rumah bagi para pelaku kreatif. Mulai dari makanan, minuman, thrifting, kaset jadul, piringan hitam, hingga barang-barang antik.
Visual lorong-lorong pada lantai ini pun sangat estetik.
Meskipun ada beberapa kios yang tidak buka, suasana di lantai ini cukup ramai dengan anak muda sibuk memilih barang antik yang ada di sana. Sempat mati suri saat pandemi melanda, kini aktivitas jual beli mulai aktif kembali.
Berbeda dengan lantai lainnya, di sini ramai sepi pengunjung tidak bergantung pada weekend. Menurut Adam salah satu pedagang di sana jumlah pengunjung yang datang sulit ditebak.
![]() |
"Nggak menentu, sama sekali nggak menentu jumlah kunjungan dan transaksi per hari. Kadang tuh sepi nih, eh pas mau tutup tiba-tiba ada satu dateng, tapi justru memborong, malah bisa ngelebihin (omset) hari-hari yang ramai. Jadi emang nggak menentu gitu, apalagi jam datengnya," kata Adam, pemilik kios craft, toko pernak pernik vintage di lantai 2 Pasar Santa.
Menurut Adam, penjualan meningkat sejak ada Tik Tok. Produk dan tokonya semakin dikenal luas berkat adanya konten-konten 'a day in my life' dari konten kreator yang membuat para viewers ingin mendatangi tokonya.
"TikTok ke TikTok jadi ya, aku kadang nggak tahu dan nggak nanya kalau difoto-fotoin itu buat konten tiba-tiba tahunya mereka TikTokers. Di FYP aku kaya nya ada 15 (video) di bulan Januari Februari," kaya Adam.
Tidak hanya menjadi magnet wisatawan lokal, Pasar Santa juga menjadi destinasi favorit turis asing untuk berkunjung. Bahkan, Ed Sheeran sempat 'blusukan' di pasar ini di sela-sela konser di Jakarta pada 3 Maret 2024.
Musisi Inggris itu mampir ke toko vinyl di Pasar Santa. Ya, ada toko vinyl, kaus vintage, cerutu, sampai toko buku.
Traveler tidak perlu khawatir kelaparan saat berkeliling di Pasar Santa, karena di sini banyak pilihan makanan unik yang patut dicicipi. Salah satunya adalah Kaifuku, sebuah mini resto berkonsep Jepang. Menu best seller yang ditawarkan diantaranya ayam Nanban, Katsudon, Gyoza, dan Teriyaki Aburi yang dibuat dadakan sesuai pesanan pelanggan. So, traveler bisa melihat langsung proses pembuatannya.
Lokasinya strategis dekat tangga dengan dominasi cat warna putih dan merah khas Jepang. Traveler bisa menikmati hidangan-hidangan lezat ini dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 15 ribu. Mulai dari nasi kuning, mi, siomay, dimsum, burger, sampai gorengan ada di sini.
Sejumlah kedai kopi juga ada di sini. Kedai Kopi Tuku, Terminal Kopi Nusantara, dan Dapoer Kopi bisa menjadi pilihan.
Memang, Pasar Santa saat ini belum seramai di masa jayanya pada 2014. Tetapi, pasar ini masih berdenyut dan bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19.
Pasar itu dulu hanyalah pasar tradisional, menyediakan sayur mayur. Pasar itu didirikan sejak tahun 1971. Pasar dengan tata letak tidak teratur dan becek.
Kemudian, pada pemerintah melakukan pemugaran Pasar Santa pertama kalinya pada 2002. Pasar tradisional ini disulap menjadi pasar modern yang lebih bersih dan teratur, pembangunan gedungnya dimulai pada 2006 hingga akhirnya jadilah bangunan yang lebih modern. Nama Pasar Santa berubah menjadi Santa Modern Market.
Pada tahun 2014-an, Pasar Santa sangat populer di kalangan remaja saat itu. Berbagai komunitas yang menggabungkan budaya, musik, dan makanan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan asing.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!