Main ke Jogja kurang lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Rasanya, seperti menjadi tamu raja.
Keraton, yang berada di Jalan Rotowijayan Blok No 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, itu merupakan bagian dari sumbu filosofis Jogja yang diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada 2023. Dengan luas sekitar 14 hektar, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta.
Kawasan itu menjadi living monument yang masih hidup dan lestari hingga sekarang, serta menjadi salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta. Terdiri dari tiga bagian, yaitu komplek depan kraton, komplek inti kraton, dan kompleks belakang kraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, tidak semua area dibuka untuk pengunjung. Salah satu yang menjadi rujukan wisata favorit adalah Kagungan Dalem Komplek Kedhaton tepatnya di Museum Keraton Yogyakarta atau Museum Kedhaton.
![]() |
Masuk ke Museum Keraton Yogyakarta pengunjung akan dikenai biaya Rp 15.000 untuk domestik dan Rp 25.000 untuk wisatawan asing. Setiap pengunjung akan disambut sebagai tamu raja dan ditemani oleh abdi dalem sebagai pemandu.
"Di kompleks inti Kraton atau bagian kedua ini ada tujuh bagian, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul," kata Prabakusnawan, abdi dalem sekaligus tour guide Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Saat masuk pengunjung akan disambut pertama kali dengan ruang sidang atau disebut bangsal Pancaniti yang dulunya menjadi ruang peradilan meneliti lima perkara yang ada di kerajaan. Di tengah-tengahnya terdapat singgasana raja. Kemudian memasuki kawasan komplek inti akan disambut dengan dengan Bangsal Srimanganti yang menjadi ruang tunggu tamu raja sebelum diterima ke dalam.
Uniknya, setiap pintu gerbang keraton akan terlihat patung relik yang menjadi simbol tolak bala atau untuk menolak marabahaya. Di pintu gerbang depan terpampang tolak bala kemamang.
Keraton Yogyakarta sudah berdiri sejak zaman Sultan pertama tahun 1976 hingga kini menjadi tempat tinggal Sultan X, istri, dan anak bungsunya. Di area komplek inti tersebut wisatawan dapat berkunjung dan menapaki sejarah dari masa kerajaan yang masih terjaga.
Selain berkeliling, pihak keraton aktif mengadakan pertunjukan untuk menghibur tamu. Di Bangsal Srimanganti, dari pukul 09.00 hingga 11.00 setiap hari jenis pertunjukan yang ditampilkan akan berbeda.
"Selasa uyon-uyon dan tarian, rabu wayang golek, kamis wayang kulit, jumat macapat jawa, sabtu wayang wong, dan minggu gladhen beksan," kata Prabakusnawan.
Perkembangan terbaru terkait dengan jenis pertunjukkan setiap harinya akan diperbarui di akun Instagram resmi keraton di @kratonjogja.event
Masuk ke area yang lebih dalam terdapat Bangsar Kencana yang menjadi aula utama diselenggarakannya acara keluarga kerajaan seperti hajatan. Di sebelahnya terdapat Gedung Kuning yang menjadi kediaman Sultan.
"Gedung Kuning sekarang untuk terima tamu-tamu negara saja, karena semenjak Sultan 10 sekarang beliau tinggal di belakang, di Keputren, bersama ibu ratu. Sudah serumah, dulu kan sultan, istri, itu beda-beda (kediaman). Karena sejak Sultan ke-10 sekarang beliau tidak poligami, jadi tidak ada selir," kata Prabakusnawan.
Selain pertunjukkan, keraton juga aktif menyelenggarakan pameran temporer. Pada periode ini terdapat Pameran Abhimantrana yang menyajikan upacara adat Keraton Yogyakarta. Dengan membeli tiket masuk Museum Keraton, pengunjung sudah otomatis dapat melihat seisi pameran.
Tidak hanya diminati oleh wisatawan domestik, namun terlihat destinasi Keraton sudah menjadi rujukan wajib bagi wisatawan asing yang mampir ke Jogja. Terlebih ada sekitar 57 abdi dalem yang bertugas sebagai pemandu wisata dengan sebagian besar memiliki kemampuan berbahasa asing seperti Inggris, Spanyol, Perancis, hinggan Jerman.
Nuansanya yang teduh dan khas budaya Jawa menarik traveler serasa hidup kembali di zaman kerajaan. Keraton ini menjadi lokasi yang pas untuk traveler yang haus ilmu pengetahuan budaya Jogja hingga spot foto menarik bergaya klasik.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda