Muncul Wacana Iuran Pariwisata Digabung Tiket Pesawat, Tujuan Dipertanyakan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Muncul Wacana Iuran Pariwisata Digabung Tiket Pesawat, Tujuan Dipertanyakan

Ni Made Nami Krisnayanti - detikTravel
Jumat, 03 Mei 2024 20:31 WIB
Ilustrasi Tiket Pesawat Terbang.
Ilustrasi iuran pariwisata digabung tiket pesawat (Freepik)
Jakarta -

Iuran pariwisata melalui tiket pesawat sedang ramai dibicarakan dan kabar itu sudah sampai hingga di Pulau Dewata. Pemerhati pariwisata, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, M.Par berharap ada kajian lebih lanjut.

Pemerintah saat ini sedang menyusun Peraturan Presiden untuk Dana Pariwisata Berkelanjutan, juga dikenal sebagai Dana Pariwisata Indonesia. Salah satu hal yang disorot adalah bagaimana dana tersebut dapat diperoleh dari iuran pariwisata via penumpang pesawat sebagai bagian dari harga tiket pesawat.

Surat undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi pada 20 April yang lalu untuk Rapat Koordinasi Pembahasan Rancangan Perpres Dana Pariwisata Berkelanjutan menunjukkan rencana tersebut.

Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, M.Par selaku Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana sekaligus pemerhati pariwisata menyebut perlu diperjelas tujuan pengenaan iuran via tiket pesawat.


"Ini perlu diperjelas, tujuan dari adanya iuran pada tiket pesawat. Masyarakat juga perlu mengetahui maksud penggunaan dana pariwisata berkelanjutan ini apa, yang begitu kan harus jelas," ujar Anom.

Wacana iuran pariwisata via tiket pesawat itu, menurut Anom, perlu dikaji lebih lanjut. Apalagi, kondisi pariwisata dan perekonomian Indonesia khususnya Bali masih dalam proses pemulihan pasca pandemi Covid-19.

"Sekarang dalam kondisi pariwisata dan ekonomi pasca pandemi, menurut saya harus dikaji dahulu atau di-pending untuk pembahasan iuran ini," katanya.

Anom menjelaskan bahwa iuran pariwisata via tiket pesawat ini tentu akan menimbulkan dampak yang besar terhadap pariwisata. Tarif tiket pesawat yang mahal tak hanya menyebabkan kemerosotan pada traffic penumpang di bandara, namun juga menurunkan minat wisatawan untuk berwisata.

"Tentu akan memberatkan wisatawan dan lalu lintas pesawat. Perjalanan wisata akan jadi lebih mahal. Tentu diprediksi akan menurunkan minat berwisata. Walaupun ada moda transportasi lain, tapi di Indonesia pesawat masih menjadi moda transportasi pilihan wisatawan," Anom menambahkan.

Anom juga menyinggung bagaimana konsep iuran pariwisata ini akan diberlakukan. Dia pun menyebut harus ada rincian dan ketentuan yang detail terkait pengenaan iuran pariwisata ini.

"Tentu nantinya diperlukan kejelasan, jika iuran ini akan dibicarakan lebih lanjut. Siapa yang akan dikenakan iuran ini. Apakah wisatawan yang berlibur saja, atau termasuk semua yang membeli tiket penerbangan, yang mana?" kata Anom.

Di akhir, Anom menyebut iuran pariwisata boleh saja dilakukan, asal dengan ketentuan yang jelas, tujuan tepat, dan besaran iuran yang dikenakan juga sudah dipastikan. Kondisi ekonomi dan pariwisata juga wajib menjadi pertimbangan utama.




(fem/fem)

Hide Ads