Gelombang panas melanda beberapa negara Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara. Beruntung, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional prediksi Indonesia tidak akan terdampak.
"Secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelombang panas," kata Eddy Hermawan, peneliti Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer BRIN, saat dihubungi di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (4/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa negara-negara yang menghadapi gelombang panas saat ini berada di belahan bumi utara dan wilayahnya didominasi daratan, seperti India dan Vietnam. Itu tak seperti Indonesia yang didominasi lautan.
Hermawan mengatakan bahwa fenomena seperti ini bukan hal baru bagi negara-negara tersebut dan mereka cenderung mengalaminya ketika matahari bergerak ke arah utara.
Sementara itu, lanjutnya, Indonesia merupakan negara maritim yang lokasinya lebih condong ke arah belahan bumi selatan.
Lautan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyerap dan melepaskan panas, sehingga negara maritim tidak terlalu rentan terpapar gelombang panas yang saat ini dialami oleh negara-negara di belahan bumi utara.
"Matahari meninggalkan Khatulistiwa dan bergerak ke Belahan Bumi Utara. Karena wilayah Gujarat dan Hyderabad di India tandus dan memiliki air yang terbatas, maka tanah mereka mengakumulasi panas matahari," dia menjelaskan.
Berbeda dengan lautan, wilayah daratan menyerap dan melepaskan panas lebih cepat, katanya. Sementara itu, penyerapan panas matahari lebih optimal di daerah-daerah seperti itu ketika matahari berada di utara, tambahnya.
Peneliti kemudian menggarisbawahi bahwa panas didistribusikan secara merata di seluruh planet ini. Namun, negara-negara daratan dan maritim merespons panas secara berbeda berdasarkan karakteristik teritorial masing-masing, katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah mencatat gelombang panas dalam sejarahnya dan mencatat bahwa beberapa wilayah di Indonesia hanya mengalami lonjakan panas yang bersifat sementara, dengan suhu mencapai 40-42 derajat Celcius.
"Apakah gelombang panas berbahaya? Tentu saja berbahaya bagi negara-negara daratan, tetapi tidak bagi Indonesia," dia menambahkan.
Baca juga: Asia Tenggara Panas Banget! |
Simak Video "Video: Gelombang Panas Terjang Eropa, Puncak Menara Eiffel Ditutup"
(wkn/wkn)