Fakta Insiden Muzdalifah 2023, Kala Jemaah Haji Terpanggang dan Terlantar

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 06 Mei 2024 17:37 WIB
Kondisi Muzdalifah saat penumpang terlantar di tahun 2023. (Dokumentasi Nurlela/ist)
Jakarta - Periode ibadah haji pada 2023 menyimpan kisah kelam. Kala itu, banyak jemaah terlantar tanpa kejelasan di tengah terik Muzdalifah.

Banyak jemaah haji reguler Indonesia mendapat ujian ketika ibadah haji di Tanah Suci pada 2023. Mereka terlantar berjam-jam di Muzdalifah di tengah sesaknya tenda.

Berkaca peristiwa itu, Komnas Haji meminta pelayanan haji dilakukan semaksimal mungkin agar jemaah nyaman.

"Oleh sebab itu, atas tragedi 2023 tersebut pemerintah harus tegas dan zero tolerance terhadap perusahaan penyedia layanan transportasi, dengan alasan apapun tidak boleh terjadi lagi tragedi Muzdalifah maupun di tempat-tempat lain yang menjadi titik krusial. Karena bukan saja ibadah menjadi tidak nyaman tetapi menyebabkan persoalan kesehatan bahkan kematian," kata Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj,

Berikut fakta tragedi Muzdalifah pada Haji 2023:

Ribuan jemaah terlantar sejak dini hari

Mengutip detikNews, Senin (6/5/2024), usai Wukuf di Arafah pada 28 Juni 2023, sebagian jemaah haji terlantar di Muzdalifah sejak dini hari hingga siang waktu Arab Saudi. Kejadian itu amat mengkhawatirkan karena banyak jemaah kehabisan air dan makanan.

Mengutip CNN Indonesia, jemaah haji bernama Edi Purnomo menjelaskan saat itu ada ribuan jemaah yang terlantar.

"Ada tim kesehatan saja. Jumlah jemaah masih ribuan. Saya masih di Muzdalifah belum terangkut ke Mina, masih menunggu bus," kata Edi saat itu.

Diterpa suhu 42 Celcius

Banyak jemaah yang terlantar dalam waktu yang lama sampai-sampai sekana terpanggang teriknya matahari. Saat itu, suhu di Muzdalifah mencapai 41 derajat Celcius.

"Cuaca 41 derajat, jadi panas banget. Jemaah yang belum terangkat duduk di tepian jalan mencari bus sendiri-sendiri untuk ke Mina," kata dia.

Kekurangan air hingga mengais dari botol bekas

Berada di kondisi yang sangat terik tentunya membuat para jemaah membutuhkan air untuk tetap terhidrasi. Namun, saat itu persediaan makan dan minum tak terlalu banyak. Lantas membuat beberapa jemaah mesti mengais air minum dari botol bekas.

"Itu ngeri kondisinya, mereka butuh air dan makanan. Itu bahkan saya terima info mereka minum dari sisa botol orang lain," kata anggota Timwas Haji DPR Abdul Wachid kepada wartawan di Makkah, Rabu (28/6/2023).

Anggota Timwas Haji DPR lainnya, Syarief Abdullah, juga meminta panitia penyelenggara haji untuk mengupayakan makanan dan minuman jika proses evakuasi berjalan lama.

"Informasi yang masuk ke saya banyak yang pingsan. Ini berita dukacita dari Indonesia. Saya berharap betul ini ditangani," ujarnya kala itu.

Penyebab Jemaah Terlantar

Penyebab jemaah terlantar berjam-jam di Muzdalifah adalah karena kendala pengangkutan. Bus Taraddudi yang menuju Mina untuk mengangkut jemaah disebut terjebak macet.

"Jalur Taraddudi sejak pagi dipadati bus yang antarjemput jemaah. Ditambah banyak juga jemaah yang memilih berjalan kaki. Kondisi ini menghambat pergerakan bus yang akan menjemput jemaah di Muzdalifah," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, di Muzdalifah saat itu.

Selain itu, menurut Hilman, ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), masalah lainnya adalah karena jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar. Saat itu jumlah jemaah Indonesia lebih dari 209 ribu orang. Makanya, pengangkutan jemaah lebih lama dibandingkan negara lain.

Dampak Lanjutan di Mina

Dampak dari molornya penjemputan di Muzdalifah juga dirasakan saat jemaah melanjutkan proses ibadah dengan bermalam di Mina. Salah satunya adalah soal distribusi makan.

Jemaah haji RI Kloter JKG 43 di Mina dilaporkan belum mendapat asupan makanan sejak Selasa (27/6/2023). Adapun 388 jemaah berada di kloter itu.

"Kloter JKG 43. Jumlah Total 388 orang. Jumlah Lansia -+ 40 %. Hari ini 10 Dzulhijjah dari pagi siang dan malam tidak dapat makan," kata Ketua Rombongan 7 Kloter 43 JKG Wisnu Khumaidi dalam laporannya seperti yang diterima detikcom pada 29 Juni 2023.

Wisnu mengatakan posisi jemaah kini tengah kelaparan dan kelelahan di Maktab 48 di Mina. Para jemaah itu juga sempat terlantar di Muzdalifah.

"Posisi jamaah kelaparan. Sepulang dari Terlantar Kepanasan di Muzdalifah dan kelelahan sehabis pulang lontar jumroh Aqobah," ujarnya.

Kemenag lontarkan kritik ke otoritas

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief melontarkan kritik ke Mashariq dalam masalah di Muzdalifah dan Mina. Mushariq dianggap lamban menyiapkan layanan sehingga mengakibatkan jemaah terlantar hingga tidak dapat asupan makanan.

"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," kata Hilman pada laman resmi Kemenag.go.id.

Adapun Mashariq atau Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company adalah perusahaan investasi untuk pelayanan haji dan umrah yang bermarkas di Makkah.

Protes dilayangkan ke Mashariq karena penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) adalah tanggung jawab mereka. Mekanisme itu juga dilakukan semua negara dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.

"Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," dia menegaskan.

"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," kata dia.



Simak Video "Video Arab Saudi Temani Indonesia ke Round 4, Australia Lolos Piala Dunia"


(wkn/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork