Saat Korban Turbulensi Dilarang Curhat Momen Mengerikan Penerbangan Itu

bonauli - detikTravel
Sabtu, 25 Mei 2024 06:15 WIB
Foto penumpang Singapore Airlines (AP)
Bangkok -

Sebanyak 20 korban turbulensi parah penerbangan Singapore Airlines masih dalam perawatan di Bangkok, Thailand.

Dilansir dari The Thaiger pada Sabtu (25/5/2024), seorang penumpang Australia bernama Keith Davis dari penerbangan SQ321 mencurahkan isi hati atau curhat di tengah perawatannya usai turbulensi maut.

Dia mengatakan sempat dilarang bicara pada media tentang rincian mengerikan dari pendaratan darurat yang dilakukan atas insiden tersebut.

"Kami menikmati liburan yang luar biasa di Inggris, tinggal satu penerbangan lagi menuju rumah dan hal ini pun terjadi," kata Davis.

Davis dan istrinya sedang dalam perjalanan pulang dari liburannya di Inggris menuju Australia. Davis berkata bahwa istrinya menjalani operasi darurat untuk menstabilkan diri untuk melanjutkan perawatan ke Adelaide.

"Itu benar-benar pembantaian besar-besaran. Tidak ada peringatan. Kami baru saja jatuh ke zona terjun bebas, dan sebelum kami menyadari, kami sudah berada di langit-langit dan kemudian terbentur ke tanah," kata dia.

Setelah terpelanting, istri Davis terjatuh ke lorong tanpa bergerak. Davis melihat darah segar keluar dari tubuh istrinya.

Davis menyesalkan kurangnya komunikasi dari Singapore Airlines. Ia menjelaskan bahwa meskipun ada banyak karyawan maskapai yang mondar-mandir di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin Bangkok, mereka awalnya tidak menerima informasi apa-apa.

"Saya perlu tahu, apakah saya akan bisa mendapatkan asuransi, saya tidak tahu," ujar dia.

Media dilarang mewawancarai penumpang terkait masalah turbulensi oleh staf rumah sakit. Davis awalnya sedang berada di kursi roda dengan luka di wajah saat sedang berbincang dengan awak media, namun tiba-tiba saja dia dibawa masuk oleh staf rumah sakit.

Perwakilan rumah sakit kemudian meminta maaf atas kejadian tersebut. Dr Adinun Kittiratanapaibool menjelaskan bahwa staf bertindak dengan niat baik untuk melindungi kesejahteraan pasien.

Melalui The Sydney Morning Herald, Singapore Airlines juga meminta maaf dan menyatakan berkomitmen untuk mendukung keluarga Davis selama masa sulit ini dan mengatur perjalanan untuk kerabat mereka.

Meskipun ada jaminan ini, Davis tetap frustrasi dan berharap bisa segera kembali ke Adelaide untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.



Simak Video "Video: Turki Bakal Denda Penumpang yang Berdiri Sebelum Pesawat Berhenti"

(bnl/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork