Destinasi Parapuar di Labuan Bajo rencananya akan punya konsep wisata baru yang merupakan gabungan antara Etno-Eco-Edu-Culture sekaligus.
Dalam Rapat Sinkronisasi Penajaman Masterplan dan Rencana Strategi Bisnis Parapuar, Plt Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menjelaskan visi keberlanjutan Etno-Eco-Edu-Culture & Nature Conservation dalam pengembangan Kawasan Parapuar.
"Konsep Keberlanjutan adalah poin utama yang harus dimunculkan dan lebih dipertajam pada Masterplan dan Rencana Bisnis Parapuar, baik keberlanjutan dari segi budaya, kearifan lokal, lingkungan maupun korelasi ekonomi dan sosial yang berimplikasi secara teknis pada pengembangan," ucap Frans, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara masterplan, pengembangan Parapuar nantinya akan mengusung Konsep Etno-Eco-Edu-Culture & Nature Conservation yang berbasis Pola Ruang Gendang One Lingko Pe'ang khas Manggarai.
"Selain itu, Langgem Arsitektur juga mesti menampilkan kekhasan lokal dalam bentuk bangunan maupun desain arsitektur, sehingga dapat menciptakan ruang yang merefleksikan keindahan dan identitas budaya 11 kabupaten secara umum, maupun budaya Manggarai secara khusus," imbuh Frans.
Filosofi Gendang One Lingko Pe'ang sendiri merupakan ruang hidup orang Manggarai yang mencerminkan kedalaman nilai-nilai warisan leluhur.
Ruang ini secara umum mencakup lima bagian, yaitu Kampung (Beo Bate Elor/ Natas Bate Labar), Rumah Adat (Mbaru Bate Kaeng, Mbaru Gendang), Altar Persembahan (Compang Bate Takung), Kebun (Uma Bate Duat/ Lingko), dan Sumber Air (Wae Bate Teku).
Kelima unsur ini merupakan suatu kesatuan yang memberi makna bagi seluruh kehidupan masyarakat Manggarai. Nantinya, destinasi Parapuar seluas 129,6 hektar akan menjadikan filosofi itu sebagai dasar pengembangannya.
Sebagai penutup, Frans menyampaikan, sebagai destinasi dengan basis alam dan budaya, Parapuar akan bergerak secara terukur ke quality tourism dan bukan mass tourism.
"Positioning pengembangan Parapuar dari segi rencana pengembangan dan model bisnis harus memiliki karakter unik dan berdaya jual tinggi, sehingga Parapuar dapat memberikan pengalaman yang berbeda dari destinasi wisata yang sudah berkembang secara organik di Labuan Bajo. Parapuar sebagai destinasi dengan basis alam dan budaya akan bergerak secara terukur ke quality tourism dan bukan mass tourism," tutup Frans.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!