Misteri Flor de la Mar Kapal Portugis Angkut 60 Ton Emas Karam di Aceh

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 12 Jul 2024 05:01 WIB
Ilustrasi bawah laut ( Getty Images/Placebo365)
Jakarta -

Salah satu misteri harta karun di Indonesia yang sampai saat itu belum terpecahkan adalah Flor de la Mar, kapal Portugis yang tenggelam sekitar tahun 1511. Diduga kapal itu karam di perairan Aceh.

Hingga saat ini belum diketahui bagaimana kondisi dan titik tenggelam dari kapal dengan bobot 400 ton tersebut. Kapal itu amat legendaris dari ukuran, juga fungsinya sebagai kapal utama dalam ekspedisi Portugis berburu rempah-rempah.

Selain itu, kapal tersebut disebut-sebut memuat 60 ton emas dan rempah-rempah hasil jarahan dari kerajaan Malaka di Malaysia.

Dengan nilai fantastis tersebut, kapal itu menjadi sasaran para pemburu harta karun. Namun, hingga saat ini belum ada satupun pihak yang mengajukan perizinan untuk mencari kapal ini.

"KKP posisinya melayani permohonan dan sejauh ini belum ada yang mengajukan permohonan secara resmi. Kita nggak tahu mungkin mereka ada yang survei atau mencari tahu, namun yang mengajukan izin untuk mengangkat belum ada," ujar Miftahul Huda, direktur Jasa Kelautan Kementerian KKP, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (11/7/2024).

Sejauh ini KKP juga belum memiliki rencana khusus untuk menelusuri kapal yang katanya memuat 60 ton emas ini. Sebab, dibutuhkan biaya besar untuk bisa menemukan kapal Flor de la Mar.

"Kita belum ada perintah ke sana (mencari Flor de la Mar) karena itu kan butuh anggaran besar. Tapi secara secara garis besar, kita sudah punya data-data awal yang ada di Indonesia. Cuma dalamnya berapa, di mana pasnya, di mana titik koordinatnya itu yang harus kita cari lagi," kata Huda.


Tentang kapal Flor de la Mar

Dikutip dari CNBC Indonesia, kapal Flor de la Mar, yang berarti bunga lautan, menjadi armada dengan sejarah istimewa bagi armada laut Portugis. Kapal itu juga amat legendaris dalam sejarah Indonesia.

Traveler sudah tahu kan, bahwa armada laut Portugis lah yang lebih dulu menjelajahi nusantara, jauh sebelum armada Belanda. Nah, salah satunya adalah kapal Flor de la Mar ini.

Kapal yang mampu mengangkut 500 orang dan berbagai senjata itu menjalani pelayaran perdana dari Lisboa ke India. Kapal tersebut dinakhodai oleh Estevao da Gama, sepupu penjelajah Portugis legendaris, Vasco da Gama.

Flor de la Mar turut dalam rombongan Portugis yang dipimpin Afonso de Albuquerque dalam penaklukan Goa (India) dan Malaka 1511. Meski kondisinya tak begitu baik sejak di Mozambik, sebagai kapal besar, Flor de la Mar menjadi kapal utama yang dikawal kapal-kapal kecil. Rombongan tiba di Kerajaan Malaka, Malaysia pada akhir 1511.

Di Malaka, Albuquerque kesal kepada Sultan Mahmud Syah, raja kedelapan dan terakhir dari Kesultanan Melaka. Lalu Albuquerque pun mengerahkan armada tempur untuk menghancurkan kekuatan Sultan Mahmud dan berhasil memukul mundur sang sultan. Sultan Mahmud meninggalkan kerajaan dan menuju Bintan.

Sementara itu, Alburquerque merampas seluruh harta milik Sultan.

Hasil rampasan yang diangkut di kapal Flor de la Mar itu disebut-sebut termasuk memuat 60 ton emas dan rempah-rempah. Albuquerque memerintahkan segera mengangkat jangkar dari Malaka untuk menyetorkan jarahan itu kepada Portugis.

Kapal Flor de la Mar dan kapal-kapal pengiringnya pun meninggalkan Malaka. Tetapi, badai menampar Flor de la Mar yang sedang berlayar di perairan Pedir, daerah Pidie, Aceh Barat. Kapal pun karam.

Badai, ombak, dan kilat membuat kapal oleng dan sebagian karam. Tetapi, nakhoda utama rombongan itu selamat.

"Uang emas, perak, tembaga, dan timah dari Malaka, kebanyakan uang logam timah hilang dalam Flor de la Mar," tulis Afonso dalam laporan panjangnya dengan penuh duka.



Simak Video "Berburu harta Karun di Dasar Sungai Musi"

(sym/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork