Viral video orang utan berukuran hampir setinggi rumah berkeliaran di permukiman warga diduga di Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Pengaruh angle foto atau gigantisme?
Dari video yang beredar nampak orang utan berada di sebuah pohon dekat permukiman warga. Dalam video itu terlihat ukuran orang utan saat berdiri tingginya hampir mencapai rumah warga.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim bersama WRU (Wildlife Rescue Unit) menelusuri kebenaran video itu. Tetapi, BKSDA kesulitan karena pengunggah pertama video itu telah menghapus dari media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto berpendapat ukuran orang utan yang disebut hampir setinggi rumah warga bisa jadi dipengaruhi pengambilan sudut video.
"Lihat agel videonya, itu kan diambil dari bawah, kemudian juga rumah itu kita tidak tahu jaraknya seperti apa. Jadi itu karena angle aja sih pengambilan videonya juga cukup bagus. Kesannya jadi besar," kata Ari.
Sementara itu, Prof Dr Ir Ibnu Maryanto peneliti di Puslit Biologi LIPI/BRIN, Prof Ibnu mengatakan ada kemungkinan lain hingga orang utan itu berukuran sangat besar. Prof Ibnu mengatakan bahwa gigantisme adalah kondisi yang sebenarnya terhitung jarang terjadi.
"Saya kira jarang terjadi. Sama seperti manusia dan hewan lainnya," kata Ibnu seperti dikutip dari detikInet.
Gigantisme adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang memiliki tingkat hormon pertumbuhan yang tinggi dalam tubuhnya. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh dengan sangat tinggi dan besar.
Penyebab gigantisme sangat beragam. Di antaranya, tempat tinggal dan makanan yang dikonsumsi.
"Apakah orang utan tersebut tinggal di mana dulu? Kawasan sawit, hutan sekunder atau kebun?" kata dia.
Sementara itu, dikutip dari situs Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, ada tiga jenis spesies orang utan yang habitatnya ada di Indonesia. Ketiga orang utan itu memiliki ciri khas masing-masing, termasuk kisaran berat badan dan tinggi.
Pertama adalah orang utan sumatra (Pongo abelii). Spesies itu memiliki ciri fisik kantung pipi yang lebih panjang pada orang utan jantan. Rentang tubuhnya bisa mencapai 1,25-1,5 m dengan berat berkisar dari 30-50 kg dan diselimuti bulu berwarna cokelat kemerahan.
Yang kedua adalah orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus). Orang utan itu memiliki ciri fisik rambut panjang dan kusut dengan warna merah gelap kecokelatan. Ada gradasi warna pada wajah mulai merah muda, merah hingga hitam. Berat badannya kisaran 50-90 kg dengan tinggi badan 1,25-1,5 meter.
Orang utan kalimantan dilengkapi lengan yang panjang serta jakun yang besar. Ciri khas spesies itu adalah bisa mengeluarkan suara yang besar untuk memanggil rombongan orang utan.
Kemudian yang terakhir, ada orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Secara genetik spesies ini berbeda dari spesies orangutan lainnya. Orang utan tapanuli memiliki bantalan pipi mirip orang utan borneo namun bentuk badannya lebih menyerupai orang utan sumatra. Adapun bantalan pipinya cenderung datar dan juga ditumbuhi oleh rambut halus yang berwarna pirang.
Ciri lainnya adalah, orang utan tapanuli punya bulu yang lebih tebal dan keriting. Ada juga kumis serta jenggot yang menonjol pada wajahnya. Untuk ukuran, orang utan tapanuli jantan mencapai 137 cm dengan berat 70-90 kg, sedangkan betina memiliki tinggi 110 cm dengan berat 40-50 kg.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba