Kisah Orang-orang Samaria, Keturunan Asli Bani Israil yang Bilang Yahudi Sesat

CNN Indonesia - detikTravel
Jumat, 12 Jul 2024 21:10 WIB
Foto: Orang-orang Samaria di Nablus, Palestina (Getty Images/kobbydagan)
Nablus -

Orang-orang Samaria punya keyakinan bahwa mereka merupakan keturunan asli dari Bani Israil. Mereka juga mengklaim bangsa Yahudi sebagai umat yang sesat.

Para penganut Samaria yang hingga kini masih menghuni wilayah Nablus, Tepi Barat, Palestina juga menolak ajaran dari arus utama Yahudi karena dinilai telah menyimpang dari ajaran Taurat.

Mereka bermukim di perbatasan antara wilayah Palestina dan pendudukan Israel, tepatnya di Bukit Gerizim, Nablus. Orang-orang Samaria percaya bahwa Bukit Gerizim merupakan tempat yang paling disucikan bagi agama tersebut.

Samaria merupakan salah satu kelompok agama terkecil di dunia, seperti dikutip dari Anadolu Agency. Kelompok ini termasuk kelompok agama abrahamik yang terpisah dari Yudaisme arus utama.

Kelompok ini juga menolak anggapan bahwa Kota Yerusalem sebagai tempat suci dan memandang gerakan utama Yahudi kontemporer sebagai bentuk penyimpangan dari ajaran Nabi Musa dan para nabi di Perjanjian Lama.

Orang Samaria mengklaim masih memiliki salinan Taurat tertua yang berasal dari 3.600 tahun lalu. Mereka bicara dalam sejumlah bahasa mulai dari bahasa Arab hingga bahasa Ibrani.

Menurut peneliti perbandingan agama sekaligus imam Samaria, Hosni al-Samiri, orang Samaria juga fasih berbahasa Ibrani kuno, bahasa kitab suci Taurat.

"Kami adalah Nablusis (penduduk Nablus)," kata al-Samiri kepada Anadolu Agency.

Penampakan kota Nablus di Palestina Foto: Getty Images/iStockphoto/traffic_analyzer

"Kami adalah bagian integral dari rakyat Palestina dan kami berterima kasih kepada umat Islam, yang selalu mendukung kami," ujarnya.

Al-Samiri mengatakan pemimpin Muslim abad ke-12, Salahuddin Al Ayyubi (dikenal di Barat sebagai "Saracen"), mengizinkan orang Samaria melakukan ritual keagamaan di Gunung Gerizim, usai mereka dicegah melakukannya oleh Bizantium selama 150 tahun.

Gunung Gerizim Adalah Tempat Paling Suci

Orang-orang Samaria percaya Gunung Gerizim adalah tempat paling suci bagi Bani Israil sejak peristiwa eksodus mereka dari Raja Firaun Mesir.

"Gunung Gerizim, tempat paling suci bagi orang Samaria, disebutkan dalam Taurat berkali-kali, di mana ia disebut sebagai 'Beit El', atau 'Rumah Tuhan'," kata al-Samiri.

"Sebagai seorang peneliti agama, saya telah menghitung 120 referensi [dalam Taurat] tentang kesucian Gunung Gerizim, sementara tidak ada referensi asli tunggal mengenai kesucian Yerusalem," lanjut dia.

Reruntuhan gunung Gerizim Foto: Getty Images/iStockphoto/Kathryn Farley

Al-Samiri kemudian menegaskan bahwa orang-orang Yahudi telah memisahkan diri dari "iman asli". Dia menegaskan tak ada istilah 'orang Yahudi' dalam kitab Taurat, yang ada hanyalah orang-orang Bani Israil.

"Mereka orang Israel yang memisahkan diri dari iman asli dan menetapkan Yerusalem sebagai tempat suci baru mereka," katanya.

"Ada ribuan perbedaan antara Taurat kuno dengan apa yang diklaim orang Yahudi [modern]. Mereka bahkan telah mengubah bahasa Ibrani," ujar al-Samiri.

Orang Samaria Keturunan Asli Bani Israil

Dalam pandangan Al-Samiri, iman Samaria didasarkan pada lima pilar. Pertama, hanya ada satu Tuhan. Kedua, Musa adalah nabi Allah. Ketiga, otoritas lima kitab Taurat (Pentateuch). Keempat, kesucian Gunung Gerizim. Kemudian kelima, manusia suatu hari akan dihakimi oleh Tuhan pada hari perhitungan terakhir.

"Kami adalah keturunan sejati Bani Israil. Kata 'Samaria' secara harfiah berarti 'penjaga Hukum' dalam bahasa Ibrani," ujar al-Samiri.

Sebagian besar orang Samaria memegang kewarganegaraan Palestina. Namun, karena kondisi geopolitik khusus di lokasi mereka tinggal, beberapa orang juga memegang kewarganegaraan Israel atau Yordania.

Al-Samiri menjelaskan orang Samaria secara kolektif menolak untuk melepaskan kewarganegaraan Palestina mereka untuk ditukar dengan kewarganegaraan penuh Israel.

Kendati begitu, mereka diminta memegang kewarganegaraan Israel jika ingin berkomunikasi dengan orang Samaria yang tinggal di Kota Holon, Israel.

"Tapi kami dipaksa untuk memegang kewarganegaraan Israel untuk berkomunikasi dengan sesama orang Samaria yang tinggal di kota Holon, Israel," kata al-Samiri.

Total populasi komunitas Samaria hanya 785 orang. Mereka tersebar di antara Gunung Gerizim dekat Nablus dan Holon, yang terletak di dekat Tel Aviv, Israel tengah.

Jembatan Perdamaian Yahudi-Palestina

"Orang Samaria tidak suka terlibat dalam politik dan lebih suka bertindak sebagai jembatan perdamaian antara orang Yahudi dan Palestina," kata Al-Samiri.

Kendati begitu, kata Al-Samiri, beberapa orang Samaria yang tinggal di wilayah Palestina yang diduduki Israel bergabung dengan kelompok perlawanan sehingga banyak ditangkap oleh otoritas Israel.

Al-Samiri sendiri menegaskan dirinya mendukung solusi dua negara atas konflik menahun Israel-Palestina. Solusi dua negara adalah pembentukan negara Palestina dengan ibu kota di Yerusalem Timur, bersebelahan dengan Negara Israel.

"Kegagalan yang sedang berlangsung untuk mendirikan negara Palestina merdeka tetap menjadi ancaman bagi perdamaian global," katanya.

-------

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.



Simak Video "Video: Israel Bakal Ganti Nama Tepi Barat Jadi 'Yudea dan Samaria'"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork