Proyek MRT Bali di Depan Mata, Menteri Suharso Jamin Tak Ganggu APBN

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Proyek MRT Bali di Depan Mata, Menteri Suharso Jamin Tak Ganggu APBN

Rizki Setyo Samudero - detikTravel
Rabu, 24 Jul 2024 19:35 WIB
Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Foto: Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek Bali Urban Rail akan dilaksanakan pada September 2024. Proyek transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT) itu diklaim dapat mengatasi kemacetan lalu lintas di Bali.

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa memastikan pembayaran pajak proyek Bali Urban Rail tidak akan mengganggu APBD maupun APBN. Menurutnya, para investor yang terlibat dalam megaproyek itu telah mempunyai hitungannya sendiri.

"Yang penting nanti itu tiket. Misalnya ada tiket untuk masyarakat Bali asli dengan harga yang sangat terjangkau. Itu janji dari program ini," ujar Suharso di Sanur, Denpasar, (24/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suharso tidak ingin pemerintah daerah terbebani dengan proyek tersebut. Ia pun menyinggung proyek MRT Jakarta yang turut mendapat subsidi dari pemerintah pusat.

"Kami tidak ingin mengulang kejadian di MRT Jakarta ke sini. Juga tidak mau yang model Kereta Api Cepat Whoosh. Kami mau yang benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat tanpa memberikan beban dan tekanan fiskal," imbuh politikus PPP itu.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SDBJ) menunjuk PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor utama proyek Bali Urban Rail. Proyek tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 9 Tahun 2024.

Pergub Bali 9/2024 memberi penugasan kepada PT Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Bali untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem angkutan umum berbasis kereta. Adapun, PT SBDJ merupakan perusahaan afiliasi dari PT Penjamin Kredit Daerah Provinsi Bali. Selanjutnya, PT SBDJ bertanggung jawab untuk mendapatkan pembiayaan dan pendanaan dari investor terkait proyek tersebut.

Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PT SBDJ Ari Askhara mengatakan proyek Bali Urban Rail akan dikerjakan dalam empat fase. Ia menyebutkan nilai investasi pada tahap pertama pembangunan proyek itu mencapai US$ 10,8 miliar atau sekitar Rp 175 triliun.

"Total nilai investasi dari dua fase pertama adalah US$ 10,8 miliar. Sedangkan untuk total empat fase yang direncanakan adalah sebesar US$ 20 miliar," sebutnya.

Ari membeberkan rute pembangunan fase pertama akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak-Berawa-hingga Cemagi. Selanjutnya, fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Universitas Udayana-Nusa Dua.

"Fase ketiga Central Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Fase keempat Renon-Sukawati-Unud," beber Ari.

PT SBDJ, Ari berujar, menargetkan pembangunan pada fase pertama dapat diselesaikan pada awal 2028. Target itu bersamaan dengan fase kedua rute Bandara Ngurah Rai menuju Nusa Dua. "Keseluruhan fase satu dan dua diselesaikan pada tahun 2031," imbuhnya.

Ari menjelaskan Bali Urban Rail meliputi pembangunan infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah. Selain itu, juga termasuk infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah dan limbah dan transit oriented development (TOD).


Artikel telah tayang di detikbali




(sym/sym)

Hide Ads