Kesempatan Langka! Nobar Film WAGE Bareng Keluarga WR Soepratman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kesempatan Langka! Nobar Film WAGE Bareng Keluarga WR Soepratman

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Jumat, 27 Sep 2024 10:05 WIB
Nobar film WAGE, biopik WR Soepartman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2024).
Nobar film WAGE, biopik WR Soepratman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2024). (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
Jakarta -

Sebuah kesempatan langka disuguhkan Yayasan WR Soepratman. Traveler bisa menyaksikan film WAGE bersama keluarga WR Soepratman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan.

Film WAGE bukan film baru. Film biopik karya sutradara John De Rantau itu dirilis pada 2017.

Film itu ditayangkan lagi dalam acara nonton bersama keluarga WR Soepratman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (26/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film berdurasi kurang lebih dua jam itu menceritakan kesungguhan Wage Rudolf Soepratman dalam menginginkan bangsa Indonesia untuk merdeka dari bangsa Belanda. WR Soepratman berjuang bukan melalui jalan pertempuran fisik, namun dengan tekun mendedikasikan waktunya untuk membuat lagu kebangsaan Indonesia agar bisa menggairahkan semangat para pemuda Indonesia kala itu.

Ketua Umum Yayasan WR Soepratman, Budi Harry, yang merupakan cucu dari adik kandung WR Soepratman yakni Gijem Soepratinah, berharap dari pemutaran film ini adalah bisa menginspirasi generasi muda. Terlebih yang mengenal WR Soepratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya.

ADVERTISEMENT
Nobar film WAGE, biopik WR Soepartman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2024).Nobar film WAGE, biopik WR Soepratman di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2024). (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

"Kalau keinginan kami sih, satu. Generasi milenial dan generasi Z lebih memahami nilai-nilai pahlawan. Jadi dengan film WAGE ini bisa (semoga) bisa disosialisasi di instansi pemerintah, instansi swasta, sekolah-sekolah untuk generasi yang akan datang," kata Budi.

Budi juga menambahkan bahwa harapan ke depan untuk mengenang jasa-jasa WR Soepratman bagi Indonesia tidak hanya dari film ini saja. Tetapi juga karya-karya lainnya dari sang pahlawan harus tetap dilestarikan.

"Kami dari yayasan bukan hanya film aja ya tapi karya-karya beliau itu juga harus bisa lestari, jadi generasi z bisa mengetahui makna lagu dari ciptaannya beliau," ujar dia.

Kemudian, Endang Turk sebagai cicit dari kakak kandung WR Soepratman yakni Ngadini Soepratini, menyambung bahwa Yayasan Wage Rudolf Soepratman juga memiliki upaya dalam melestarikan dan mengenalkan karya-karya WR Soepratman ke generasi muda dengan cara yang kekinian.

Upaya itu pihaknya coba terangkan melalui Gerakan Persatuan Wage Rudolf Soepratman yang bergerak di bidang pendidikan.

"Jadi di situ kita ingin mengenalkan kembali lagu-lagu WR Soepratman lewat lagu yang kebetulan anak kami Andrea Putri Turk dan rapper cilik Daniel Abraham. Mereka bikin lagu rap, 12 lagu WR Soepratman tapi versi rap jadi bisa dinikmati generasi-generasi z saat ini," kata Endang.




(fem/fem)

Hide Ads