Imbas Overtourism, Majorca Segera Batasi Turis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Imbas Overtourism, Majorca Segera Batasi Turis

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Rabu, 06 Nov 2024 09:47 WIB
Pantai Majorca diserbu warga, usir turis
Warga Majorca berdemo terkait overtourism. (Getty Images)
Jakarta -

Majorca di Spanyol bergelut dengan overtourism. Untuk mengurangi kepadatan wisatawan, Malorca menggodok rencana pemangkasan kuota jumlah wisatawan, termasuk pembatasan wisatawan, kapal pesiar, dan jumlah penerbangan.

Melansir Express, Rabu (6/11/2024) partai MΓ©s per Mallorca mengusulkan mengurangi jumlah akomodasi di pulau itu. Selain itu, membatasi perjalanan udara dan jumlah kapal pesiar yang beroperasi di wilayah tersebut. Kemudian, diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung dan menghentikan seluruh kegiatan promosi yang memasarkan Majorca sebagai destinasi wisata.

Perwakilan resmi dari sektor pariwisata yang biasanya hadir di konferensi perjalanan dan acara perdagangan juga tidak akan dikirimkan. Kemudian, jet pribadi juga akan dilarang beroperasi di Bandara Balearic dan jumlah penerbangan pada musim panas akan dikurangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan dari Travel Tomorrow, kapasitas maksimal kapal pesiar hanya dibatasi 4.000 penumpang saja per hari yang akan diizinkan untuk mengunjungi ibu kota Majorca, Palma.

Rencana tersebut juga mengusulkan agar pendapatan dari pajak pariwisata berkelanjutan digunakan untuk memperbaiki akomodasi wisata yang ada di pulau itu. Akomodasi tersebut nantinya bisa dialihkan ke pasar sewa jangka panjang, yang dapat membantu menyediakan tempat tinggal bagi penduduk setempat.

ADVERTISEMENT

Usulan itu diajukan karena Spanyol sedang menghadapi krisis pariwisata yang berlebihan yang menyebabkan protes di berbagai wilayah, termasuk pulau-pulau di Kepulauan Balearic. Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa wisatawan masih sangat dibutuhkan untuk perekonomian pulau tersebut.

Direktur Pariwisata Majorca, Susanna Sciacovelli, menegaskan wilayahnya masih bergantung pada pariwisata yang juga segaris dengan berapa banyak kedatangan wisatawan ke wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengkajian ulang tentang pembatasan 40% itu.

"Perlu dijelaskan bahwa kami bergantung pada pariwisata saat ini, sektor ini menyumbang 87% dari PDB dan 40% dari lapangan pekerjaan. Banyak destinasi lain yang bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kita miliki. Jika tanpa pariwisata, di manakah posisi kita sekarang?" kata Susanna.




(upd/fem)

Hide Ads