Pulau wisata Santorini mengumumkan kabar yang kurang sedap bagi wisatawan. Aktivitas gunung berapi di pulau itu terpantau aktif kembali.
Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil mengatakan sensor pemantauan telah mendeteksi aktivitas seismik-vulkanik ringan di kaldera Santorini.
Aktivitas gunung berapi serupa telah tercatat di daerah itu pada 2011. Saat itu, gunung berapi aktif selama 14 bulan dan berakhir tanpa menimbulkan masalah apa pun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ilmuwan yang memantau Busur Vulkanik Hellenic, yang membentang dari Peloponnese di Yunani selatan hingga kepulauan Cycladic, telah mencatat peningkatan aktivitas di garis patahan pusat di bagian utara kaldera Santorini, kata pengumuman itu.
"Menurut para ilmuwan, berdasarkan data yang tersedia saat ini tidak ada alasan untuk khawatir," pernyataan kementerian dikutip dari ABC News pada Senin (3/2/2025).
Pulau Santorini yang berbentuk bulan sabit merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Yunani, karena rumah-rumahnya yang bercat putih dan gereja-gereja berkubah biru yang menempel di tepi tebing kaldera yang terendam banjir.
Pulau ini juga merupakan lokasi salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah manusia, yang terjadi pada Zaman Perunggu sekitar tahun 1620 SM, menghancurkan sebagian besar pulau dan menjadikan Santorini seperti sekarang. Letusan tersebut diyakini telah menyebabkan kemunduran peradaban Minos kuno yang berkembang di wilayah tersebut.
Meskipun masih merupakan gunung berapi yang aktif, letusan terakhir yang terkenal terjadi pada tahun 1950.
"Yang harus kita sadari adalah bahwa gunung berapi Santorini menghasilkan letusan yang sangat besar setiap 20.000 tahun," kata Efthymios Lekkas, seismolog dan kepala komite pemantauan ilmiah untuk Busur Vulkanik Hellenic, di televisi ERT Yunani pada hari Kamis.
"Sudah 3.000 tahun sejak letusan terakhir, jadi kita masih punya waktu yang sangat lama sebelum menghadapi letusan besar," dia berkelakar.
Dalam kurun waktu tersebut, kata Lekkas, aktivitas gunung berapi meningkat dan menurun, serta dapat menyebabkan gempa bumi kecil.
"Gunung berapi adalah organisme hidup, kita tidak akan menghadapi letusan besar, hanya saja prosedur yang ringan," dia menambahkan.
Lekkas termasuk di antara mereka yang menghadiri pertemuan hari Rabu yang diadakan oleh Menteri Perlindungan Sipil Vassilis Kikilias, bersama dengan kepala pemadam kebakaran Yunani, wakil menteri yang bertanggung jawab atas pemulihan bencana alam, dan beberapa pejabat lokal dan regional.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?