Fakta mengejutkan dikemukakan oleh seorang pengamat transportasi. Ia menyatakan bahwa 90% penerbangan domestik dibiayai oleh uang negara.
Menurut Djoko Setijowarno, seorang akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, hanya 10% penerbangan yang menggunakan uang pribadi.
"Penerbangan kita itu mayoritas masih menggunakan APBN, APBD dan BUMN atau BUMS sebanyak 90%. Pakai uang pribadi itu datanya sekitar 10% untuk pariwisata," kata Djoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau pakai uang sendiri mikir ya, kecuali sama keluarga," tegas dia.
Djoko menyebut bahwa adanya penghematan itu tentu berpengaruh pada semua aspek. Namun bukan berarti para PNS tidak diperbolehkan lagi pergi keluar kota untuk perjalanan dinas.
"Artinya kalau nggak boleh perjalanan dinas ya jangan. Artinya tetep perjalanan dinas karena kalau enggak maka orang pusat nggak akan tahu kondisi dan monitor daerah," terang dia.
"Cuma tadi, yang biasanya 10 orang menjadi lima orang cukup. Hotelnya nggak usah bintang empat atau lima, bintang tiga cukup. Bila perlu bintang kejora kalau masih ada," katanya.
"Jadi efisiensi itu bukan berarti kosong tapi pengurangan. Acara seremonial berpotensi mark up dari EO-EO itu yang dipangkas," ujar Djoko.
Lalu, bagaimana nasib maskapai bila terjadi pengurangan perjalanan dinas secara signifikan?
"Ya balik lagi, ya memang maskapai beberapa penerbangan nggak ada ini. Ke Tanjung Pinang katanya hilang. Kasihan kan," kata Djoko.
"Dari Jakarta ke Tanjung Pinang nggak ada karena nggak boleh tadi. Orang yang ke sana kan pejabatnya. Kalau nggak ada itu siapa," ujar dia.
"Begini tetap ada perjalanan dinas. Tidak boleh tidak. Cuma dikurangi. Tetap pusat itu harus tahu daerah kan," Djoko menegaskan.
Djoko menyatakan bahwa perjalanan dinas di Indonesia memang terbilang berlebih. Ia pun paham apa yang dimaksud oleh presiden.
"Cuma itu tadi yang disembelih yang di bawah. Pendapatan maskapai bakal berkurang itu iya. Tapi kan ini nanti ada keseimbangan karena ada yang bilang kekurangan pesawat di waktu kemarin," terang dia.
"Suruh buka ini kurang. Kalau sudah begini mau bilang apa lagi. Malah over kan, atur lagi. Karena sekarang pasti ada pesawat untuk buka ke daerah baru," pungkas dia.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol